blank
Salah satu titik longsor di kawasan Desa Menawan, Kecamatan Gebog. foto: BPBD Kudus

KUDUS (SUARABARU.ID) – Cuaca ekstrem yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini membuat belasan titik bencana hidrometrologi terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus. Hingga Kamis (30/1), sejumlah kejadian seperti tanah longsor, banjir hingga putting beliung dilaporkan menimpa sejumlah desa. Beruntung tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji mengatakan, hujan deras yang mengguyur wilayah Kudus sejak dua tiga hari terakhir menyebabkan debit air di beberapa sungai meningkat akibat kiriman air dari Kawasan pegununungan Muria.

Curah hujan yang tinggi di wilayah pegunungan Muria membuat sejumah sungai yang berhulu di Kawasan tersebut meluap di antaranya sungai Piji dan Dawe. Di beberapa titik, seperti Desa Kesambi, Golantepus, Hadiwarno, Singocandi, hingga Ngembalrejo air sudah limpas  dan menggenangi Kawasan pemukiman meski ketinggiannya belum signifikan.

“Di  beberapa lokasi air sudah masuk ke pemukiman meski ketinggiannya belum signifikan,”ujarnya, Kamis (30/1).

Sementara, di Kawasan atas, beberapa kejadian tanah longsor menimpa sejumlah rumah warga. Kejadian tersebut di antaranya di wilayah Desa Rahtawu, Colo, hingga Menawan.

Selain membuat kerusakan sejumlah rumah, tanah longsor ini juga membuat dua orang mengalami luka ringan yakni Yudho dan Kotib, keduanya warga Desa Menawan. Keduanya mengalami luka saat terjangan tanah longsor menimpa rumah mereka.

Selain itu, bencana angin putting beliung juga dilaporkan terjadi di wilayah Desa Kaliwungu. Satu rumah milik Nikmah, warga Desa Karangampel Kecamatan Kaliwungu mengalami rusak cukup parah tersapu angin kencang. Tak hanya itu, belasan pohon besar di tepi jalan juga tumbang.

Munadji mengatakan sejauh ini BPBD bersama para relawan Kencana dan Destana  terus melakukan assessment terhadap sejumlah bencana yang terjadi.

Untuk bencana tanah longsor, upaya pembersihan sudah dilakukan disertai dengan pemasangan terpal plastic di titik tebing yang longsor.

Begitu juga terkait limpasan air di beberapa titik sungai, para relawan juga sudah melakukan penambalan tanggul yang bocor maupun rawan untuk mencegah terjadinya tanggul jebol.

“Saat ini kami terus melakukan berbagai langkah penanganan di lapangan. Dukungan logistic juga sangat diperlukan di antaranya material, serta bantuan tenaga dari masyarakat untuk kerja bakti,”tukasnya.

Ali Bustomi