KUDUS (SUARABARU.ID) – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muria Kudus yang diketuai oleh Dr Sugeng Slamet, MT bersama Budi Cahyo Wibowo MT dan Fajar Nugraha MKom telah melakukan studi lapangan penerapan teknologi Early Warning System atau sistem peringatan dini bencana banjir di Desa Setrokalangan.
Teknologi tersebut dapat memberikan informasi lebih dini kenaikan volume air per satuan melalui notifikasi telegram pada pengguna handphone android.
Alat deteksi dini tersebut bekerja dengan mendeteksi ketinggian permukaan air sungai dengan sensor ultrasonic. Dan yang menarik, data ketinggian permukaan air tersebut bisa dilaporkan secara realtime dan disebarluaskan secara massal melalui aplikasi telegram ke handphone masyarakat.
“Jadi teknologi ini mampu mendeteksi ketinggian air sungai secara realtime dan langsung bisa diakses melalui handphone warga,”kata Sugeng Slamet, Selasa (24/12).
Deteksi ketinggian permukaan air sungai ini dikategorikan dalam 3 kondisi, yaitu siaga 1 (>290 cm), siaga 2 (250cm – 289cm) dan siaga 3 (200cm – 249cm). EWS ini diharapkan mampu mengurangi resiko dampak banjir bagi keselamatana jiwa dan harta benda lainnya
Lebih lanjut, Sugeng Slamet mengatakan upaya ini dilakukan sebagai wujud darma dunia pendidikan tinggi dalam turut memberikan solusi atas permasalahan yang dialami masyarakat.
Pasalnya, bencana banjir selama ini selalu menjadi langgaran di wilayah Kabupaten Kudus setiap tahunnya.
Apalagi memasuki musim penghujan, kewaspadaan akan bencana banjir semakin ditingkatkan agar kerugian harta benda bisa diminimalisir.
Dikatakan, Desa Setrokalangan menjadi salah satu sasaran dari uji coba alat sistem peringatan dini ini mengingat desa tersebut merupakan Kawasan rentan bencana banjir. Menurut data di tahun 2022 dan 2023, Desa Setrokalangan ini terendam banjir hingga 1 meter lebih, saat intensitas curah hujan yang tinggi.
“Sebagai wilayah rawan bencana banjir perlu kiranya dilakukan mitigasi bencana sebagai upaya untuk meminimalisir dampak banjir,”ujarnya.
Ali Bustomi