JC Tukiman Tarunasayoga
AJAKAN hanya tiga kata. Mari ke Betlehem. Singkat, sederhana, mudah dipahami; namun penuh pesan. Pesannya terkandung dalam dua makna. Yaitu, dalam makna bintang dan palungan.
Ajakan “Mari ke Betlehem” muncul karena ada bintang penanda. Siapa pun pasti bisa melihat bintang karena ia ada di atas sana. Ia kelihatan dari arah mana pun. Dan ternyata bintang itu berada di atas Betlehem.
Ada apa di Betlehem kok kita harus ke sana? Di Betlehem inilah ditemukan penanda yang dicari-cari sejak lama dari nun jauh dari timur dan dari arah mana pun.
Apa penanda yang ada di Betlehem ini? Inilah penanda telah lahirNya Juru Selamat. Ia telah lahir di Betlehem, kota kecil tidak terkenal. Dan penandanya ialah bayi tergolek di palungan.
Palungan itu tempat untuk menaruh pakan domba agar (a) pakan tidak tersebar ke mana-mana, (b) pakan tetap bersih tidak terinjak-injak domba, (c) kambing domba dapat makan lebih nyaman karena terjangkau lebih mudah bagi kambing domba itu.
Di palungan itu Juru Selamat dunia itu diletakkan setelah baru saja dilahirkan oleh seorang perawan, Maria.
Merayakan Natal itu sederhana saja. Cukup ingat bahwa hidup ini selalu dituntun bintang. Bagi siapa pun yang mau dituntun (diberi petunjuk), dia pasti akan menemukan keselamatan hidup karena bertemu sang juru selamat.
Dewasa ini ornamen bintang bertaburan di mana-mana. Meriah penuh gemerlapan. Menarik sekali. Dan merasa sudah berada di Betlehem.
Tetapi yg kurang adalah, kesediaan orang mau datang ke palungan. Datang ke palungan ialah datang menemui juru selamat. Sudah tiba di Betlehem saja belum lengkap jika belum bersedia ke palungan menemui kanak-kanak Yesus.
Maka, mari ke Betlehem, mari ke palungan.
Selamat Natal 2024: selamat merayakan anugerah keselamatan lewat bintang dan palungan.
JC Tukiman Taruna Sayoga, Ketua Dewan Penyantun Soegijapranata Catholic University