blank
Dr. Muh Khamdan saat memberikan materi.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Arah pengembangan kompetensi aparatur sipil negara (ASN) yang sudah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) melalui tiga tahapan, menjadi topik bahasan dalam rangkaian pelatihan dasar bagi sejumlah petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) dari eks-Karesidenan Pati, Senin (2/12/2024).

Kegiatan yang diikuti sebanyak 37 orang itu dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan  Hukum dan HAM Jawa Tengah, Semarang.

Selama 10 hari sebelumnya, peserta yang berasal dari Rutan Jepara, Rutan Pati, Rutan Kudus, Rutan Demak, Rutan Rembang, serta dari eks-karesidenan lain di Jawa Tengah, mendapatkan penguatan materi terkait bela negara, nilai-nilai dasar ASN, dan peran kedudukan menuju SMART ASN.

Dr. Muh Khamdan selaku Widyaiswara Badiklat Kumham Jateng itu menguraikan tentang delapan karakter SMART ASN. “Karakter-karakter itu meliputi nasionalisme, integritas, wawasan global, kemampuan IT dan bahasa asing, hospitality, networking, profesionalisme, dan entrepreneurship. Pencapaian sosok ASN SMART tersebut sesungguhnya direncanakan berhasil pada 2024”, ujar Khamdan.

Menurut Sosok yang berasal dari Jepara ini melanjutkan penjelasannya dengan strategi pencapaian Robust ASN 2030, untuk memperkuat pemahaman peserta tentang peran dan kedudukan ASN.

“Robust ASN adalah kondisi seseorang yang adaptif, familiar dengan teknologi, dan eco-friendly. Posisi ini sebagaimana kopi robusta yang sangat tahan dan kuat dengan segala hama atau adaptif dalam kondisi lingkungan apapun”, terangnya.

Masih menurut Khamdan, output dari kegiatan latihan dasar adalah kemampuan peserta untuk melakukan aktualisasi nilai dasar sekaligus membantu memecahkan masalah dan menjawab kebutuhan organisasi.

Oleh karena itu, kata Khamdan, karakter SMART ASN menjadi penting bagi para tunas-tunas pengayoman atau kader muda di lingkungan Lapas dan Rutan.

“Penyusunan strategi inovasi serta nilai-nilai dasar ASN yang dikenal dengan BerAKHLAK dalam lingkungan kerja, pada dasarnya sudah dilaksanakan pada kurun waktu sebulan sebelumnya. Dengan demikian, session pelatihan yang berlangsung adalah pengukuran dampak manfaat dari sisi perubahan-perubahan yang dihasilkan”, pungkasnya.

ua