KUDUS (SUARABARU.ID) – Pimpinan DPRD Kabupaten Kudus bersama Ketua Komisi D melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SDN 2 Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus, Selasa (21/11). Hasilnya, para wakil rakyat tersebut menemukan adanya sejumlah ruang kelas yang nyaris ambruk atapnya.
Kerusakan paling parah terjadi di ruang guru. Tak hanya plafon yang jebol, atap ruangan tersebut juga nyaris ambruk.
Akibat hal tersebut, para guru akhirnya pindah ke ruang kelas. Sementara para siswa yang ruang kelasnya ditempati para guru, harus pindah ke ruang laboratorium yang sejatinya lebih mirip disebut Gudang.
Di ruang tersebut terdapat berbagai perkakas bekas hingga arsip-arsip bekas yang lusuh dan terpakai. Para siswa pun harus belajar dengan kondisi yang seadanya.
Kepala SDN 2 Ngembalrejo, Mardi Susanto menjelaskan bahwa kerusakan bangunan ini sudah terjadi sejak tahun 2020. Waktu itu sempat mendapatkan rehab ringan berupa perbaikan atap di tiga ruang kelas.
“Sementara ruang lainnya tetap rusak parah. Pada 2022, beberapa bagian bahkan sudah ambruk, sehingga tidak lagi digunakan,” ungkap Mardi.
Baca Juga:
Komisi D DPRD Kudus Sidak SDN 1 Terban yang Ambrol
Mardi menambahkan, pihak sekolah sudah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan, namun proses perbaikan terhambat.
“Kami sudah mengajukan perbaikan, namun terkendala pandemi Covid-19. Hingga saat ini, kami masih menunggu realisasi perbaikan yang dijanjikan,” ujarnya.
Ketua DPRD Kudus, Masan mengungkapkan keprihatinannya terhadap lambatnya penanganan kerusakan bangunan tersebut. Menurutnya, kondisi SDN Ngembalrejo 2 sangat memprihatinkan dan mencerminkan buruknya kinerja OPD terkait.
“Sekolah-sekolah yang kondisinya masih baik malah mendapatkan bantuan, sementara sekolah yang rusak berat seperti ini diabaikan,” tegas Masan.
Masan juga menekankan pentingnya perencanaan anggaran yang berbasis skala prioritas. Sering kali Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan tidak sesuai dengan kebutuhan mendesak.
“Babeda dan Dinas Pendidikan harus memiliki data yang jelas mengenai kondisi sekolah-sekolah di Kudus agar perbaikan bisa dilakukan dengan tepat sasaran,” ujarnya.
Menurut Masan, langkah cepat harus segera diambil untuk menghindari kerusakan yang lebih parah. Jika kita menunggu anggaran APBD 2025, kerusakan bisa semakin parah.
“Kami mendesak penggunaan dana tanggap darurat (TT) agar perbaikan segera dilakukan. Kalau upaya tersebut tidak bisa, kami dan rekan-rekan anggota dewan siap untuk patungan guna melakukan perbaikan darurat dua ruang kelas yang kondisinya rusak parah,” ungkap Masan.
Dengan temuan kerusakan ini, DPRD Kudus berkomitmen untuk mendorong perbaikan infrastruktur pendidikan dan memastikan alokasi anggaran yang tepat sasaran demi mendukung kemajuan pendidikan di Kabupaten Kudus.
Selain itu, kondisi ini juga cukup memprihatinkan lantaran Kabupaten Kudus merupakan tanah kelahiran dari Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Dan bukan SD 2 Ngembalrejo saja yang diketahui nyaris ambruk, beberapa waktu sebelumnya SD Terban juga mengalami kondisi serupa.
Ali Bustomi