blank
Foto bersama Calon Wali Kota (Cawalkot) Magelang Damar Prasetyono ketika bertemu dan menyerap aspirasi warga di Kecamatan Magelang Tengah. (Dok)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Calon Wali Kota (Cawalkot) Magelang Damar Prasetyono bertemu dan menyerap aspirasi warga di Kecamatan Magelang Tengah. Tak kurang dari 200 warga hadir pada kegiatan kampanye yang bertempat di Rumah Makan Omah Mami ini.

Dia mengatakan, pihaknya sudah menyusun program-program dan target-target tertentu di Kota Magelang. Terutama dalam pembangunan daerah yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Damar mengaku, gagasan yang ia pakai masih bersifat normatif, cair dan belum menukik sebagai distingsi kebijakan. Namun, bicara soal solusi perbaikan kebijakan pemerintah memang sudah dipersiapkan.

“Kalau sekarang masih sangat awal, jika kita beberkan semuanya,” ujarnya.

Salah satu program yang paling populer, katanya, adalah rencana penggunakan KTP elektronik untuk mendapatkan seluruh akses layanan pemerintah. Begitu pula program dana untuk masyarakat berupa RT Rp 50 juta, RW Rp 40 juta, dan dana kelurahan Rp 50 juta per tahun.

“Ploting untuk dana-dana tersebut nantinya berbeda. Dana RT Rp 50 juta fokus pada peningkatan infrasktruktur maupun SDM yang efeknya bisa langsung dirasakan warga di lingkungan RT itu sendiri, terutama dalam peningkatan ekonomi sosialnya,” katanya.

blank

Adapun dana RW sebesar Rp 40 juta per tahun difokuskan pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Dari dana RW ini pemerintah bisa memprogramkan pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, membuka lapangan pekerjaan dari pelatihan-pelatihan, bahkan beasiswa pendidikan.

“Dana kelurahan Rp 50 juta dialokasikan untuk dana cadangan atau dana darurat. Ketika terjadi force major, maka dana kelurahan di sini disediakan untuk mengentaskan permasalahan secara cepat. Misal, ketika terjadi musibah, dana kelurahan bisa untuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga yang terdampak,” jelasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Magelang dari Fraksi Demokrat, Marjinugroho mengungkapkan, program dana RT, RW dan kelurahan ini murni menjadi inovasi tim pemenangan Paslon Damai, dan bukan merupakan duplikasi dari calon petahana.

“Beda jauh dibanding Rodanya Mas Bagia (Dana RT Rp 30 juta per tahun), karena mekanisme, besaran nominal, dan tujuannya berbeda. Khusus yang tiga dana ini muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat secara inklusif di Kota Magelang,” terangnya.

Menurutnya, praktik dana RT Rp 30 juta sejauh ini belum berdampak signifikan bagi masyarakat. Padahal, program yang diusung Aman jilid satu itu telah memasuki tahun ketiga.

“Persoalaanya ketika program ini berjalan, tidak ada ploting spesifik dan terkesan umum sekali, sehingga apa yang diinginkan warga belum sepenuhnya terpenuhi,” tuturnya.

Dia mencontohkan, beberapa RT di Kota Magelang mengeluhkan lantaran besaran pencairan dana RT tidak sesuai dengan apa yang mereka usulkan.

“Pada pertemuan tadi ada audiens mengeluhkan penggunaan dana RT ini yang diusulkan sama yang dicairkan itu dikurangi hampir 50 persen. Jadi mereka merasa kecewa,” paparnya.