Idham Cholid, Ketua Umum Jaringan Majelis Yasinan Nusantara (Jayanusa). Foto : SB/dok Idham Cholid

Oleh Idham Cholid

Rapimnas GEMIRA (Gerakan Muslim Indonesia Raya), sayap Partai Gerindra, 21-22 September 2024, telah menetapkan rekomendasi untuk mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran.

Wajar, sayap partai bersikap seperti itu. Namun ada yang menarik, yakni usulan agar Presiden terpilih mengangkat Menteri Agama dari kader Partai Gerindra.

Jika harus ditanya, siapa tokoh dan figur yg tepat dari kader Gerindra yg layak menjadi Menteri Agama? Menurut saya, tak lain adalah KH. Moch. Irfan Yusuf Hasyim atau Gus Irfan, yang juga Ketua Umum GEMIRA.

Sebenarnya, ini sangatlah wajar, Ketua Umum GEMIRA didorong jadi Menteri Agama. Namun beberapa hal yang juga menarik dicermati, kenapa harus Gus Irfan? Ada beberapa alasan, sebagai berikut :

Pertama, Gus Irfan merupakan representasi nahdliyyin tulen. Gus Irfan adalah putra KH. Yusuf Hasyim, berarti masih cucu langsung dari pendiri NU: Hadlralatus-Syekh KH. Hasjim Asy’ari.

Kedua, Gus Irfan yang juga berangkat dari pesantren Tebuireng, jelas menjadi representasi rumah besar NU. Sebagai orang pesantren, tentu tak diragukan lagi integritas dan kapasitasnya.

Menurut Dr KH Musta’in Syafi’i, kiai sepuh dan Dewan Masyayikh Tebuireng, Gus Irfan adalah sosok yang ‘iffahnya sangat terjaga: mampu menahan diri dari perbuatan jelek dan tak pantas, selalu bisa menjaga kehormatan diri.

Ketiga, Gus Irfan adalah sosok yang netral, tak pernah terdengar bahwa beliau terlibat konflik politik, apalagi di lingkungan nahdliyin. Beliau selalu bersikap “ngemong” dan dewasa dalam melihat pelbagai persoalan. Beliau selalu konsen pada kemaslahatan umat. Pandangan dan sikapnya juga inklusif.

Sebagai alumni Tebuireng, tentu saya sangat bergembira jika dari dzuriyat Hadlratus-Syekh benar-benar dipercaya berkhidmat di pemerintahan.

Bagaimanapun, kita butuh keteladanan. Karena ke depan persoalan yang dihadapi tak semakin ringan.

Menteri Agama khususnya harus bisa mengayomi semuanya. Sangat disayangkan jika antar elite tokoh agama masih suka ribut sendiri.

Idham Cholid
Ketua Umum Jaringan Majelis Yasinan Nusantara (Jayanusa)