BLORA (SUARABARUA.ID) – Aktivis disabilitas yang tergabung dalam wadah Komunitas Difabel Blora Mustika (DBM), berharap di kabupaten penghasil kayu jati ini ada investor yang mendirikan bengkel kaki tangan palsu.
Harapan berdiri bengkel kaki tangan palsu untuk penyandang cacat fisik, karena di Blora banyak penyandang cacat fisik kaki dan tangan, ungkap Ketua DBM, Abdul Ghofur, Jumat (13/12/2019).
Debeber Ghofur, jumlah difabel di Kabupaten Blora cukup banyak, hasil pendataan sementara yang dilakukan jumlahnya mencapai sekitar 800 orang lebih, dengan perkiraan total 16.000 orang disabilitas
Dengan banyaknya jumlah warga difabel, lanjutnya, keberadaan bengkel kaki tangan palsu menjadi sangat penting.
“Jika di Blora ada bengkel kaki tangan palsu, bakal meringankan kami, dan tidak harus keluar kota untuk perbaikan,” tambahnya.
Ketua DBM Blora membeber soal service (bengke) di forum komunikasi peduli penyandang disabilitas yang digelar di Desa Ngampel, Kecamatan Kota Blora.
Duakuinya, selama ini penyandang disabilitas di Blora harus ke luar kota untuk service kaki tangan palsu, seperti ke Solo, Yogyakarta dan Jakarta.
Desa Inklusi
Jika di Blora ada bengkel sendiri, tentu akan sangat meringankan, dan akan disambut gembira para penyandang disabilitas.
Nanti kalau di Blora berdiri bengkel kaki tangan palsu, warga difabel Rembang, Pati, Bojonegoro dan Tuban (Jatim) cukup ke Blora, karena lebih dekat, tambah Ghofur.
Di forum komunikasi itu, Ghofur berharap Desa Ngampel bisa menjadi sebuah desa inklusi percontohan, dan kelak melebar ke desa lainnya di Blora.
“Desa Ngampel kami harap bisa jadi pusat pembuatan kaki tangan palsu, maka perlu segara dibentuk kelompok disabilitas,” harapnya.
Di acara yang sama, Kepala Desa Ngampel, Muhammad Astiadi Maryanto, mendukung bengkel kaki tangan palsu dibangun di desanya.
“Kami dukung penuh kegiatan difabel, dan Desa ngampel siap dibangun bengkel kaki tangan palsu,” tandasnya.
Kegiatan DBM di Desa Ngampel, desa berbatasan dengan Rembang, dihadiri sejumlah pejabat instansi terkait, tokoh masyarakat dan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora.
Wahono-trs