SALATIGA (SUARABARU.ID) – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) semakin memperkuat perannya sebagai institusi pendidikan global melalui program East Asia Student Encounter (EASE) baru-baru ini.
Program yang digelar bersama Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang ini menjadi wadah bagi 15 mahasiswa UKSW dan 15 mahasiswa KGU untuk menjalin pengalaman lintas budaya selama dua minggu di Jepang.
Tak hanya mengembangkan pemahaman lintas budaya, EASE juga memberi kesempatan untuk memperdalam pengetahuan akademis dan memperkaya pengalaman interkultural mahasiswa, serta menjadi jembatan kokoh yang menghubungkan dua negara dengan segala keunikan budayanya.
Leader EASE UKSW Ardiyarso Kurniawan, M.Hum., mengungkapkan, pengalaman ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari budaya Jepang secara langsung, tetapi juga untuk berinteraksi dengan mahasiswa Jepang menggunakan bahasa Inggris.
“Melalui kunjungan ke situs-situs bersejarah, penampilan budaya, dan program homestay, kami berharap mahasiswa dapat membangun jejaring internasional yang kuat dan mengembangkan pemahaman serta toleransi yang lebih mendalam menuju pembentukan global citizen yang sejati,” ujarnya Kamis (29/8/2024).
Ardiyarso menyebut bahwa EASE yang dimulai sebagai pertukaran budaya sederhana pada tahun 1977 ini, kini telah berkembang menjadi program yang kaya dan kompleks. Program ini kini mencakup pertukaran fakultas, program kembar (twinning program) untuk pascasarjana, dan relawan internasional.
Tahun 2024 ini, program EASE berfokus pada perbandingan seni dan kerajinan Indonesia-Jepang, dengan tema “Creating Endeavours: Bridging the Gaps through Arts and Crafts,” yang dirancang untuk memperluas wawasan dan kreativitas mahasiswa dalam memahami dan mengapresiasi perbedaan budaya.
Sementara itu, Leader EASE KGU Christian James Triebel tak ketinggalan turut mengekspresikan kebanggaannya atas pelaksanaan program tahun ini. Ia menegaskan bahwa interaksi mendalam antara mahasiswa dari kedua negara memperkaya pengalaman mereka saat berkunjung di tempat-tempat bernilai budaya dan religius. “Saya berharap EASE terus menjadi jembatan budaya yang kokoh,” ujarnya.
Interaksi mendalam dan bermakna
Kesempatan ini juga mendapat apresiasi tinggi dan kesan yang positif dari para peserta, baik mahasiswa UKSW maupun KGU. Salah satunya, Adhyarida Manyura Rizharinka, student leader UKSW yang turut berbagi pengalamannya selama mengikuti program EASE di Jepang.
Adhyarida mengungkapkan perasaan senang dapat melihat bagaimana mahasiswa UKSW dan KGU dapat saling berbaur, bertukar pengalaman, pikiran, dan budaya. “Bagi saya, inilah tujuan utama dari program ini, yaitu mempererat hubungan antar budaya melalui interaksi yang mendalam dan bermakna,” ujar mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) ini.
Kesan serupa juga diungkapkan Student Leader KGU Kaho Shi yang mengungkapkan bahwa kegiatan EASE tahun ini bersama mahasiswa UKSW membawa pengalaman yang istimewa. Meskipun lokasi yang dikunjungi adalah tempat yang biasa ia kunjungi, kehadiran mahasiswa UKSW dengan rasa ingin tahu mereka memberikan perspektif baru yang membuat tempat-tempat tersebut terasa lebih bermakna.
“Saya juga belajar banyak tentang kepemimpinan dari Adhyarida dan teman-teman UKSW lainnya dan juga belajar untuk berkomunikasi dengan efektif dan memiliki inisiatif yang tinggi, ” terangnya.
Program EASE 2024 ini sekali lagi menegaskan komitmen UKSW dalam mempersiapkan mahasiswanya untuk menghadapi tantangan global dengan menggabungkan pengetahuan akademis, pengalaman interkultural, dan keterampilan kepemimpinan.
Kegiatan ini menegaskan komitmen UKSW dalam Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 yaitu pendidikan berkualitas, SDGs nomor 10 mengurangi ketimpangan, serta SDGs nomor 17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Ning S