Penulis (kanan) bersama teman tim KKN UGM di Desa Tempur.

Oleh : Genting Azzahra P

Petilasan Mbah Kamunoyoso di Dusun Pekoso, Desa Tempur, Kabupaten Jepara, menyimpan jejak sejarah dan spiritual yang mendalam. Karena itu  menjadi salah satu tujuan wisata religi dan budaya yang menarik untuk dijelajahi.

Bagi wisatawan yang tertarik dengan wisata religi, saya merekomendasikan tempat ini sebagai salah satu tujuan wisata jika ingin berkunjung ke Desa Wisata Tempur.  Tidak hanya bagi masyarakat setempat tetapi juga bagi pengunjung dari berbagai daerah.

Nama Kamunoyoso diambil dari sosok Abiyoso, seorang tokoh yang menurut cerita setempat, sering melakukan persinggahan dalam perjalanannya yang panjang. Petilasan ini, yang juga dikenal sebagai Punden Mbah Kamunoyoso, merupakan tempat sakral yang dihormati oleh masyarakat setempat. Setiap Jumat Wage di bulan Apit, masyarakat menggelar tradisi Sedekah Bumi, sebuah ritual yang penuh dengan kearifan lokal dan sarat makna spiritual.

Masjid dan Gereja yang berdiri berhadapan, simbul kerukunan warga. Foto: Genting

Sedekah Bumi di Desa Tempur bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga ekspresi syukur atas berkah alam yang melimpah. Ritual ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang berpartisipasi dengan penuh semangat. Gunungan hasil bumi dan ambengan atau tumpeng dari setiap RT, diarak keliling desa dan berakhir di petilasan Mbah Kamunoyoso, tempat doa-doa dipanjatkan.

Salah satu hal yang paling menarik di kawasan ini adalah keberadaan masjid dan gereja yang dibangun saling berhadapan. Pemandangan ini memberikan pesan kuat tentang toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Desa Tempur. Keharmonisan ini memberikan inspirasi bagi pengunjung, bahwa di tengah perbedaan, kita dapat hidup berdampingan dengan damai.

Sebagai penulis yang mengamati dan merasakan suasana di Punden Mbah Kamunoyoso, saya melihat bahwa tempat ini lebih dari sekadar situs sejarah. Ini adalah saksi bisu dari bagaimana masyarakat desa menjalani kehidupan yang sederhana namun sarat makna, penuh dengan spiritualitas yang tercermin dalam tradisi dan kebersamaan mereka.

Kunjungan saya ke Punden Mbah Kamunoyoso tidak hanya memperkaya wawasan tentang tradisi dan budaya, tetapi juga memberikan pengalaman spiritual yang mendalam. Di sini, saya menemukan kedamaian yang mungkin jarang ditemukan di tempat lain. Keheningan yang menyelimuti kawasan ini, ditambah dengan udara pegunungan yang segar, memberikan ruang untuk refleksi dan kontemplasi.

Bagi para pelancong yang mencari lebih dari sekadar pemandangan indah, Punden Mbah Kamunoyoso menawarkan sesuatu yang jauh lebih dalam. Ini adalah tempat di mana Anda dapat merasakan jejak spiritual, menemukan kembali makna kehidupan, dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.

Sebagai penulis, saya merasa terhormat dapat menuliskan pengalaman ini, yang semoga dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang mencari kedamaian dan kebijaksanaan dalam hidup. Punden Mbah Kamunoyoso adalah pengingat bagi kita semua untuk selalu menghargai warisan leluhur dan melestarikan tradisi yang kaya dengan makna spiritual.

Penulis adalah Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Keling Desa Tempur