blank
Usai Upacara Dies Natalis, dilakukan peresmian Auditorium Agnes Widanti, yang ada di Gedung Albertus, Kampus 1 SCU Bendan. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto SPsi MSi mengatakan, tiga program budaya berupa Joyful Learning, Cura Personalis dan Reflektif, akan diterapkan untuk mengembangkan kampus yang dulu bernama Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) ini.

Hal itu seperti yang disampaikannya, saat memberikan sambutannya pada Upacara Dies Natalis Ke-42 SCU, yang digelar di Auditorium Agnes Widanti, Gedung Albertus, Kampus 1 SCU Bendan, Senin (5/8/2024). Hadir juga dalam acara ini di antaranya, Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko Pr, para dosen dan sejumlah mahasiswa.

Dalam acara ini juga dilakukan orasi ilmiah oleh Prof Francisia Saveria Sika Ery Seda MA PhD. Putri dari mantan Menteri Keuangan RI, Drs Franciscus Xaverius Seda atau populer dengan nama Frans Seda ini, melakukan orasi ilmiah dengan judul Pendidikan Bermakna.

BACA JUGA: Polresta Magelang Tangkap Pedagang Minuman Keras, dengan Barang Bukti Ratusan Botol Ciu

Diceritakan Rektor Ferdinand, di awal berdirinya kampus ini pada 1963 bernama Universitas Atmajaya Cabang Semarang, yang dirintis Frans Seda. Lalu berubah nama menjadi Universitas Katolik Soegijapranata pada 1982.

”Mulai dari tahun 1982 itu kami hitung sampai sekarang, sudah 42 tahun kami berdiri. Dies Natalis kami laksanakan tiap tanggal 5 Agustus atau sejak bernama Kampus Unika Soegijapranata,” kata Ferdinand dalam keterangannya kepada sejumlah awak media.

Disampaikan juga, Dies Natalis kali ini mengambil tema ‘Penguatan Identitas dan Misi Universitas Melalui Joyful Learning, Cura Personalis dan Reflektif Mewujudkan Pendidikan Sejati.

BACA JUGA: Totalitas Publikasikan Webinar Series BPSDM, Kemenkumham Jateng Diganjar Penghargaan

”Ini tidak hanya sekadar tema, tapi akan kami jalani. Bagaimana menguatkan identitas dan visi universitas. Tujuannya, untuk mewujudkan pendidikan sejati,” terang Ferdinand lagi.

Sementara itu, Prof Francisia dalam orasi ilmiahnya menyatakan, lembaga pendidikan seperti SCU, dapat menilai sejauhmana berhasil dalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan, dengan mengukurnya melalui berbagai aspek.

”Pada umumnya evaluasi dilakukan melalui berbagai aspek, yang dapat diukur secara kuantitatif dan dianggap obyektif,” tukas dia.

Dijelaskan juga, sosialisasi berbasis nilai yang terbuka pada pluralisme kultural dan diversitas dalam dunia pendidikan, diharapkan dapat membantu berkembangnya lulusan yang profesional, adaptif dan inovatif.

Riyan