SEMARANG (SUARABARU.ID)– Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, peran penyuluh pertanian dinilai penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Sebagai penyuluh dan pembimbing para petani, harus mampu meningkatkan peran. Berikan penyuluhan dan pendampingan kepada petani agar hasil pertanian lebih baik,” kata Nana dalam Rakor Penambahan Areal Tanam (PAT), Pompanisasi dan Pembinaan Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Makodam IV/Diponegoro, Jumat, 2 Agustus 2024.
Sebagai negara agraris, kata Nana, Indonesia harus mampu mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri. Dengan meningkatkan produktivitas, harapannya bisa mewujudkan swasembada pangan.
“Kita harapkan bangsa Indonesia mampu untuk mencukupi pangannya, mencukupi padi yang menjadi kebutuhan pokok,” ujar Nana di hadapan 500 penyuluh pertanian
Berbagai langkah telah dilakukan guna mencapai swasembada pangan. Seperti meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk percepatan olah tanah dan tanam, pompanisasi, serta meningkatkan Penambahan Areal Tanam (PAT) padi.
Menurut Nana, peran penyuluh pertanian untuk menyukseskan program-program yang telah disusun dinilai efektif. Para penyuluh pertanian adalah garis depan untuk mensosialisasikan dan membimbing para petani.
Di Jawa Tengah, kelembagaan petani dan sumber daya manusia pertanian meliputi 553 unit Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan, 3.222 orang penyuluh pertanian, 272 orang penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), 86 orang pengawas benih tanaman, dan sekitar 66.712 kelompok tani.
“Setiap petugas (penyuluh) diharapkan dapat mengawal 8-16 kelompok tani. Memotivasi para petani, melakukan pendampingan, menguatkan kapasitas dan monev terkait ketersediaan sarana produksi,” jelasnya.
Berdasarkan laporan realisasi Penambahan Areal Tanam (PAT) dalam aplikasi pelaporan Kementan, per tanggal 30 Juli 2024, tambahan areal tanam padi di Jateng yang menggunakan pompanisasi telah mencapai 110.265 hektar.