JEPARA(SUARABARU.ID) – Para pelestari ukir Jepara yang tergabung dalam Yayasan Pelestari Ukir Jepara ( PELUKJEPARA) akan menggelar Lomba Ukir yang akan berlangsung di Benteng Fort Jepara 20 Agustus 2024. Lomba ukir berhadiah Rp. 23,8 juta ini akan memperebutkan juga tropi Pj. Bupati Jepara, Edy Supriyanta.
Untuk mematangkan kegiatan ini sejumlah pengurus Yayasan PELUKJEPARA, Sabtu (20/7-2024) malam telah bertemu di Cafe D’Anglo Jepara. Dalam pertemuan yang dipimpin ketua yayasan Hadi Priyanto ini diikuti oleh Dr. Muh Fakhrihun Na’am, S.Sn., M.Sn., Dr. Sugiyanto, S.Pd., SST., M.Pd., Kus Haryadi S.Pd,M.Pd, Drs Sutarya, MM, Ali Afandi S.Sn, Sutrisna, S.Pd Suyoto, S.Sn, Ahmad Zainudin, M.Sn, H. Maslim NS, Suhali, M.Pd , Subagya Eka Saputra S.Pd dan Alfiyani Nuril Hidayah, S.Sn. M.Sn
Pendaftaran lomba akan mulai dilakukan pada tanggal 22 Juli 2024 di Sekretariat Panitia Craft &Craft Gallery SMKN 2 Jepara pada saat jam kerja. Lomba terdiri dari 5 kreteria yaitu SD/MI, SMP/MT.s, SMK/SMK/MA, Perempuan dan Umum. “Target untuk seluruh kategori adalah 700 peserta dengan rincian untuk SD/MI dan SMP masing-masing 100 peserta, SMA/MA/SMK 200 peserta, serta perempuan dan umum masing-masing 150 orang. Peserta tidak dipungut biaya,” ujar Hadi Priyanto. Pendaftaran akan ditutup jika masing-masing kuota peserta per kategori telah terpenuhi, tambahnya.
“Disamping didukung Pemda Jepara, kami harapkan lomba ukir yang bertujuan untuk melestarikan seni ukir Jepara ini juga didukung oleh BUMN, BUMD, perusahaan yang ada di Jepara dan juga asosiasi yang terkait dengan seni ukir,” ujar Hadi berharap.
Peringati Hari Ukir
Hari Ukir Nasional Jepara ini pada tanggal 20 Agustus yang telah dideklarasikan tahun 2022 oleh Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta ini erat kaitannya dengan peran RA Kartini dalam mengembangkan seni ukir. Tujuannya untuk membangun komitmen bersama dalam pelestaraian ukir Jepara.
Sebab RA Kartini telah memperkenalkan seni ukir di luar negeri dengan mengikutkan 23 karyanya, diantara ukiran dalam pameran Nationale Tentoonstelling vorr Vrouwnarbeid atau Pameran Karya Perempuan yang diselenggarakan di Den Haag Belanda pada bulan Juli – September 1898.
Karya R.A. Kartini dan adiknya, RA Kardinah dan Roekmini mampu menarik perhatian Ratu Wilhelmina. Bahkan surat RA Kartini kepada ratu dibacakan oleh ketua panitia, Ny. Lucardie. Kejadian ini ditulis dalam surat kabar De Roterdamse Courant pada tanggal 30 Agustus 1898.
Keikutsertaan dan keberhasilan R.A. Kartini dan dua adiknya dalam pameran ini merupakan awal mereka dikenal sebagai putri bangsawan yang memiliki minat dan kemampuan dalam mengembangan kerajinan.
Apalagi setelah sukses mengikuti pameran, R.A. Kartini kemudian mendirikan usaha pengembangan seni ukir. Tujuannya untuk mensejahterakan perajin dan mengembangan seni ukir. Di bawah bimbingan seniman ukir Singowiryo, bengkel kerja RA Kartini cepat berkembang.
Bahkan kemudian pada tahun 1899 R.A.Kartini bisa bekerjasama dengan Oest en West, sebuah lembaga perdagangan Belanda yang bertujuan untuk mengembangkan dan memasarkan hasil kerajinan masyarakat bumiputera.
Bengkel R.A. Kartini kemudian mendapatkan banyak pesanan dari Oest en West hingga seni ukir mulai masuk ke pasar internasional. Namun R.A.Kartini tidak berhenti. Keindahan seni ukir Jepara terus dipromosikan melalui tulisan-tulisannya di berbagai surat kabar Belanda. Ia juga memasukkan motif – motif ukir baru sesuai dengan permintaan konsumen.
Setelah seni ukir berhasil dikembangkan oleh RA.Kartini, maka banyak warga Jepara yang berminat untuk menekuni seni ukir. Karena itu pada tanggal 1 Juli 1929, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Openbare Ambachsshool atau Sekolah Pertukangan dengan jurusan Mebel Ukir.
Sekolah ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja terampil agar dapat meningkatkan kualitas seni ukir, baik bentuk, konstruksi maupun motif dan ragam hias ukir di Indonesia. Sekolah ini bahkan ditingkatkan menjadi STM setelah Presiden Soekarno mengunjungi Openbare Ambachsshool yang setelah kemerdekaan berubah menjadi Sekolah Teknik Negeri dan kemudian menjadi Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan berubah menjadi SMKN 2 Jepara.
Karena peran besar RA.Kartini dalam pengembangan seni ukir Jepara, maka penetapan Hari Ukir Nasional Jepara diambil dari momentum saat R.A. Kartini melakukan pameran Nationale Tentoonstelling vorr Vrouwnarbeid atau Pameran Karya Perempuan di Den Haag Belanda bulan Juli – September 1898.
Hadepe