blank
Di gelaran FRP, Rontek digarap menjadi sajian seni yang menarik. Dihadirkan pula sejumlah penari latar dengan busana dan aksesories megah, serta kreasi gerak joget yang mempesona.(Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Festival Rontek Pacitan (FRP) ternyata mampu menarik minat wisatawan manca negara (Wisman). Dave, pria asal Oregon, Amerika Serikat, datang ke Pacitan untuk menyaksikan langsung gelaran FRP 2024.

Rontek berasal dari kata Ronda Tetek. Memakai peralatan kentongan terbuat dari bambu. Biasa dipakai untuk kelengkapan ronda Kamling. Tapi di tangan seniman Pacitan, Rontek mampu dikembangkan menjadi sajian kesenian yang menarik dan eksklusif.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, duduk di tribun undangan, Dave, terlihat sangat menikmati sajian seni rontek. Ketika diminta testimoni oleh MC atau pembawa acara, dia menyatakan sangat senang dapat menyaksikan langsung gelaran FRP.

Turis asing dari Negara Adi Kuasa ini, menyatakan, sengaja datang ke Pacitan, Jatim, untuk menyaksikan seni perkusi bambu tersebut dari dekat. “Sangat luar biasa, saya menikmati sekali dan akan saya ceritakan nanti kepada kawan-kawan di AS,” kata Dave melalui penerjemah.

Gelaran FRP 2024, diikuti oleh sebanyak 20 kontingen seni rontek dari kecamatan dan atas nama pelajar. FRP yang masuk di Karisman Event Nusantara (KEN) ini, menjadi potensi wisata budaya yang menarik perhatian masyarakat. Baik masyarakat Pacitan, maupun pendatang dari luar, termasuk menarik perhatian turis asing.

Calung

Melalui FRP, diharapkan akan mampu menumbuhkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif, serta semakin mengenalkan seni ronthek ke tingkat nasional maupun ke jenjang dunia. FRP 2024 hari kedua, dibuka dengan penampilan atraktif Seni Calung Kontemporer dari Banyumas.

Sebelum kemudian tampil secara bergiliran 6 grup ronthek untuk unjuk kebolehan. Yakni Ronthek MKKS SMKN Pacitan, Ronthek Selendang Sutra Ungu dari SMP se-Eks Kawedanan Lorok, Ronthek Tengoro Bumi Kecamatan Ngadirojo.

blank
Salah satu kontingen seni Rontek yang maju di FRP, membentuk formasi display berbaris dengan aneka manuver gerak, tapi tetap mahir memainkan seni tretek kentongan untuk menghasilan tata suara yang ritmis.(Prokopim Pacitan)

Kemudian Ronthek Laskar Tawangalun Kecamatan Donorojo, Ronthek Gundala Sasra Kecamatan Kebonagung dan Ronthek Serdadu Tirto Sembada dari Kecamatan Arjosari. Berikut tampil pula Ronthek dari MAN Pacitan yang mengusung tema kelestarian lingkungan, Ronthek Gabana SMP se-Eks Kawedanan Tegalombo dengan tema Jamu Jawa dan Grup Ronthek Kletek Jaladara dari SMAN 1 Ngadirojo.

Selanjutnya Ronthek Ampel Gading Kecamatan Nawangan yang mengambil tema kisah perjuangan gerilya Jenderal Soedirman. Kemudian Grup Rontekantropus Kecamatan Punung, dengan tema prasejarah, Ronthek Rontchestra Suroloyo Kecamatan Tegalombo, dan ditutup Ronthek Laskar Eyang Putri dari Kecamatan Bandar dengan tema Babat Wengker Kidul.

Gelaran FRP 2024 hadir semarak dan menarik, karena diperkaya dengan beragam aksesoris yang hadir dalam kreasi yang berkesan megah. Juga disajikan dalam tata gerak yang atraktif, dan diiringi irama tabuhan yang serasi.

Tema

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji hadir menyaksikan FRP 2024 didampingi isteri Efi Indrata Nur Bayuaji dan putri semata wayangnya, Pinayung Baskara Putri Azzahra. Hadir pula Wakil Bupati, Asisten Sekda bersama para Pimpinan Perangkat Daerah serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Ribuan penonton, memadati area display dan berjejer di sepanjang jalur yang dilalui prosesi kirab peserta. Diantara penonton, datang pula Didan asal Banguntapan Yogyakarta. Bersama pasanganya, dia hadir di Pacitan untuk berwisata sekaligus melihat langsung FRP. “Ini sangat mengesankan sekali dan sangat luar biasa,” ujar Didan.

Penampil terakhir di FRP 2024, terdiri atas Ronthek dari MAN Pacitan yang mengusung tema kelestarian lingkungan, Ronthek Gabana SMP se-Eks Kawedanan Tegalombo dengan tema Jamu Jawa, group Ronthek Kletek Jaladara dari SMAN 1 Ngadirojo.

Berikutnya grup Ronthek Ampel Gading Kecamatan Nawangan yang mengambil tema Kisah Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, grup Rontek Antropus Kecamatan Punung dengan tema Prasejarah, Ronthek Rontchestra Suroloyo Kecamatan Tegalombo, dan ditutup Ronthek Laskar Eyang Putri Kecamatan Bandar dengan tema Babat Wengker Kidul.

Bersamaan dengan gelaran FRP, juga disajikan bazar beragam produk unggulan dari para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pasar Krempyeng. Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, berharap, gelaran FRP 2024 dapat menjadi promosi pariwisata yang sekaligus mampu menumbuhkan ekonomi kreatif. Salah satunya melalui UMKM.(Bambang Pur)