MAGELANG (SUARABARU.ID) – Guna merekatkan balung pisah, sebanyak 200 lebih purnawirawan TNI AD yang tergabung Keluarga Besar Chandradimuka 78/1 dari seluruh Indonesia, Minggu (14/7) menggelar acara temu kangen di Shakila Cafe, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Dahulu, mereka mengikuti pendidikan di Depo Pendidikan infanteri (Dodikif 5) Klaten tahun 78 angkatan pertama (1). Jumlah peserta waktu itu sebanyak 400 orang, mengikuti pendidikan selama 16 minggu. Setelah lulus menyandang pangkat prajurit dua (Prada). Selanjutnya ditempatkan di tiga kecabangan di TNI AD.
‘’Ada yang bertugas di Yonif 408 Subhrasta, Ambarawa, Kopassandha (sekarang Kopassus) Kandang Menjangan, dan Armed 11 Magelang. Dari 400 orang sekarang tinggal 200 orang kebanyakan sudah berusia 63 tahun sampai 68 tahun, lainnya sudah meninggal,’’ kata Penasihat Panitia Temu Kangen Keluarga Besar Chandradimuka 78/1, Letkol (purn) Suwardjiyo SE, yang juga menjabat Ketua Korwil Purnawirawan Pejuangan Indonesia Raya (PPIR) Banten.
Moto temu kangen purnawirawan TNI AD yang pensiun tahun 2010 ke atas adalah, ‘’Dulu berbeda hingga kini, namun tetap senasib dan seperjuangan,’’. Sebagian ada yang pensiun menyandang pangkat Serda hingga Peltu (bintara), sebagian lainnya perwira, pangkat Kapten hingga Kolonel.
Ketua Umum PPIR Pusat, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun tidak hadir, tetapi sebagai donatur memberi ucapan dengan mengirim karangan bunga
Ketua Panitia Temu Kangen Keluarga Besar Chandradimuka 78/1 Riyanto menerangkan, kegiatan ini digelar untuk kelima kalinya. Pertama kali di Klaten, selanjutnya Magelang, berikutnya Magelang lagi, kembali ke Klaten dan sekarang di Magelang lagi.
‘’Rencananya dilaksanakan setiap tahun, dan dihadiri dari seluruh Indonesia. Acaranya ngobrol bareng dengan mengajak istri, jadi lebih akrab. Intinya menyatukan balung pisah,’’ ujar Riyanto.
Hal itu dibenarkan Ketua Umum Keluarga Besar Chandradimuka 78/1, Peltu Sabari. Tujuan kita temu kangen untuk menjalin silaturahmi, karena itu setiap tahun diselenggarakan. Sedang kegiatan lainnya adalah menyerahkan tali asih kepada anggota yang tertimpa musibah, santunan kepada istri anggota yang meninggal (wara kawuri) dan sebagainya.
Kolonel (Purn) H Sukarjo SE SH MH adalah anggota Keluarga Besar Chandradimuka 78/1. Profesinya saat ini adalah advokad, dan membuka Kantor Hukum Jalapurna di Surabaya. Menurutnya, jala itu menandakan angkatan laut di Surabaya, sedag purna adalah purnawirawan.
Dia mengikuti pendidikan di Dodik Kiv 5 Klaten dengan ijazah sekolah dasar. Sebenarnya waktu itu dia sudah memiliki ijazah SMP, sedang SMA belum lulus. Setelah lulus SMA, dia ditawari Presiden Terpilih Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto yang waktu itu menjabat Danki Kopashanda.
‘’Saya ditawari Pak Prabowo masuk Akabri atau perang. Goblok saya waktu itu memilih perang, sehingga tahun 1979 ditugaskan ke Timor-Timur hingga 1980. Tahun 1981 saya daftar Akabri, dan dilantik pada tahun 1985,’’ ujar ayah dua anak yang semuanya berprofesi dokter.
Setelah mengikuti Sesko dengan pangkat mayor, dia kuliah dan akhirnya menjadi advokad. ‘’Ayah saya almarhum Kasmidi pekerjaan ngarit dan tukang becak. Dia selalu mengingatkan saya jangan minder dan selalu prihatin,’’ ungkap Kolonel (Purn) Kopassus tersebut.
Doddy Ardjono