KLATEN (SUARABARU.ID) Tim Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bertolak dari kantor Pusat Yogyakarta memenuhi undangan komunitas Guru Penggerak sebagai tindak lanjut pertemuan bersama dengan GSM Klaten pada 24 Desember 2023 lalu. Mereka menyelenggarakan acara bertajuk GP Klaten nDuwe Gawe yang diselenggarakan oleh Komunitas Guru Penggerak Angkatan 3, 7, dan 8 Kabupaten Klaten di SMP Negeri 2 Delanggu pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Acara ini menghadirkan langsung narasumber Founder GSM Muhammad Nur Rizal, Ph.D, Co-Founder GSM Novi Poespita Candra, Ph.D beserta tim diantaranya : Lily Halim, S.Pd (Community and Government Relations), Viska Erma .M, M.Psi., Psikolog (Program and Development), Ummu Lathifah (Public Campaign), Eunike Sekar, S.Psi (Community Development), Aliya Zahra (Program and Development), Sri Sugiyanto (GSM Jateng), Ali Sadikin (GSM Jateng), Dafid Ariyanta (GSM Jepara), Ariyanto Mohammad Toha (GSM Klaten).
Acara ini bertujuan untuk mengupgrading peran Guru Penggerak di kabupaten khususnya dan sebagai pemantik perubahan mindset bagi guru secara keseluruhan.
Sebagai MC Teguh Triyono, M.Pd dan Gandhes Cukat Permaty, M.Pd setelah membuka acara dengan sambutan dari Kepala SMP Negeri 2 Delanggu Budi Wahyono, S.Pd.I., M.Pd kemudian rangkaian acara selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada tim GSM Pusat.
Lily Halim selaku pembawa acara dari tim GSM pada prolognya mempertanyaan kesungguhan dan kemauan seluruh peserta menuju gerbang perubahan. Sontak seluruh peserta menjawab bersedia dan tibalah saatnya Founder GSM Muhammad Nur Rizal memaparkan apa itu GSM.
“Ada tiga alasan GSM ini lahir. Pertama mengenai pengalaman saat menyekolahkan anak saya di Australia di mana sekolah di Australia menemukan kembali makna pendidikan yang memanusiakan manusia (personal journey). Sekolah di sana, anak-anak hanya membawa bekal makanan di dalam tasnya, tidak ada buku tulis, alat tulis, apa lagi LKS. Bahkan di sana tidak ada tempat duduk dan meja, jadi ketika belajar cukup dengan lesehan di lantai dengan menggunakan tikar/karpet saja,” ujarnya
Lalu, apa yang dilakukan guru dalam mengajar muridnya ?. Mereka hanya berdialog mengenai problem solving yang ada dalam kehidupan mereka sehari-hari.” terangnya.
“Alasan kedua bahwa saya menemukan makna keberpihakan. Saat sekolah di Madura selalu disetrap Kepala Sekolah dengan label anak nakal. Namun, Wali Kelas saya saat itu yang bernama bu Juwariyah selalu memberikan penguatan terhadap diri saya, keberpihakan bu Juwariyah terhadap saya, saya kenang hingga sekarang sehingga saya selalu mendo’akan beliau setiap saat,” tutur Muhammad Nur Rizal
Apakah ibu-ibu dan bapak-bapak guru di sini mau dido’akan anak didiknya ?” tanya Rizal. Dengan riuhnya peserta menjawab mau. Jika ibu dan bapak guru di sini mau dido’akan semua murid-muridnya, berpihaklah kepada mereka.” imbuhnya.
Sedangkan alasan ketiga GSM ada adalah menemukan perubahan mendasar pendidikan yang kita miliki ini harus di mulai dari mana ?. Analoginya, budaya=kultur sekolah=fondasi rumah sedangkan kurikulum=interior rumah, lalu bagaimana kurikulum tanpa struktur ?, tentu akan roboh bukan ?”jelasnya.
Tiga alasan mengapa GSM ada di atas baru tahapan prolog. Sedangkan acara berikutnya dikemas dengan tanya jawab interaktif bersama peserta hingga adzan berkumandang. Untuk sesi kedua bersama Co-Founder Novi Poespta Candra, Ph.D lebih kepada bagaimana menciptakan ruang belajar yang menyenangkan untuk anak didik kita ?.
Ada juga beberapa pertanyaan dari peserta tentang bagaimana cara bergabung di GSM ?, Pertanyaan menggelitik lainnya tentang seberapa besar bahagiakah guru di Australia dengan guru di Indonesia ?. Acara yang diikuti setidaknya 300 lebih guru penggerak dan guru-guru lainnya diharapkan tidak hanya sampai di sini saja.
Produk 1 GP 1 Inovasi Pembelajaran membuktikan bahwa peningkatan kompetensi pemimpin pembelajaran bagi guru penggerak perlu dibangun. Sedangkan bagi seluruh peserta diharapkan setelah acara ini ada tindak lanjut untuk dapat bergabung dalam komunitas GSM Klaten sehingga tercipta pendidikan yang berpihak pada anak dengan memanusiakan mereka.
Hadepe –Arsapa