blank
Nonton Bareng relawan pendukung pasangan Capres-Cawapres Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di rumah Pejuang Perubahan, jalan Citarum, Kota Semarang, Minggu malam (21/01/2024). Foto: Dok Absa 
SEMARANG (SUARABARU.ID) – 
Wahai penguasa yang menyembah uang 
Pemimpin negara cuma alas kaki oligarki 
Pemimpin partai cuma alas kaki oligarki
Wahai penguasa yang makan bangkai petani 
Mata kalian melek tapi telah buta 
Telinga kalian masih bolong tapi telah tuli
Hati kalian masih tapi telah mati
……

Itulah potongan puisi yang menyentil penguasa saat ini, dalam Nonton Bareng (Nobar) debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) di rumah Pejuang Perubahan, jalan Citarum, Kota Semarang, Minggu (21/01/2024).

Puisi tersebut dibacakan oleh penyair senior Kota Semarang Basa Basuki, di depan relawan pendukung pasangan Capres-Cawapres Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), yang menjadi puncak acara nonton bareng debat Cawapres tersebut.

Koordinator Rumah Pejuang Perubahan Sapto Widodo mengatakan, nonton bareng yang digelar oleh relawan AMIN bertujuan untuk mencermati dan mendengar paparan dari para cawapres saat berdebat menyampaikan program-programnya.

Karena menurutnya, tema debat yang mengangkat tentang isu lingkungan, sejak awal udah menjadi passion capres Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar.

“Kalau kita ingin berdikari di bidang energi, mempertahankan sumber daya alam dan keaneka ragaman hayati, maka pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin yang pantas untuk memimpin negara ini,” tegas Sapto.

Namun Pengamat lingkungan asal Wonosobo Farid Gaban yang hadir dalam nonton bareng menilai, paparan yang disampaikan oleh para Cawapres tersebut belum menyentuh persoalan lingkungan di Indonesia.

Sebab menurut Farid, paparan Pak Mahfud dan cak Imin agak abstrak global, tapi beberapa poin cukup penting untuk bisa dicermati dan diapresiasi.

“Misalnya yang disampaikan cak Imin, tentang pembangunan desa, itu menurut saya salah satu yang penting, karena desa menjadi titik tumbuh pembangunan,” kata Farid kepada wartawan seusai acara.

Apa yang disampaikan Gibran, lanjutnya, bagus untuk data-data spesifik seperti yang disampaikan, tapi menurutnya masih agak keliru dan kurang pas tentang penekanan hilirisasi Nikel itu, karena hal itu tidak ramah lingkungan, beda jika penyampaiannya lebih menonjolkan pada keragaman hayati dan bertumpu pada desa dan melawan food estate.

“Dari debat cawapres tadi buat Prof Mahfud dan Cak Imin jelas poinnya di situ, punya standing yang jelas, lebih dekat ke isu lingkungan,” pungkas Farid menegaskan.

Absa