Sopir Angkot Magelang kota deklarasi mendung Prabowo-Gibran, Jumat (19/1). Foto: eko

MAGELANG (SUARABARU.ID) –Sekitar 100 orang sopir angkutan kota (Angkot) mendatangi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran di  Sunan Ampel, Kota Magelang, (Jumat 19/1/24). Dengan membawa mobil Angkot, mereka mendeklarasikan diri bahwa akan membawa keluarga dan juga kawan -kawannya untuk bisa memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran saja.

Koordinator Persatuan Sopir Angkot Magelang Kota, Slamet, mengatakan, sepuluh tahun terakhir mereka sudah merasakan pemerintahan di Jateng, tidak merasakan ada perubahan hidup. Bahkan, menurut dia, sulit mencari kesejahteraan. “Kami sudah merasakan pemerintahan selama 10 tahun, nasib kami begini. Kami akan pilih Pak Prabowo yang sudah banyak berbuat untuk TNI dan masyarakat,” kata Slamet.

Dikatakan, dia juga mendengar dari siaran televisi, kalau Pilpres sampai dua putaran, negara harus mengeluarkan uang puluhan triliun lagi. Maka dia bertekad mengajak warga masyarakat, termasuk penumpang Angkot, untuk memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran saja, sehingga uang negara bisa untuk membantu rakyat kecil. “Kami rakyat kecil susah mencari makan, biar uangnya untuk membantu kami saja daripada untuk Pilpres dua putaran,” kata Slamet.

Para sopir angkot yang ikut aksi tersebut berharap jika Prabowo -Gibran menang dan memimpin Indonesia, dapat diberi kredit murah untuk modal usaha. Agar keluarganya bisa memiliki usaha kecil. “Dalam persaingan yang ketat saat ini, sulit memenuhi kebutuhan rumah tangga dari hasil nyopir Angkot, padahal kami tidak punya keahlian lain,” tutur Slamet.

Para sopir pun berharap agar anak mereka juga diberi subsidi pendidikan. Tentu agar bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. “Mohon juga anak-anak kami bisa digratiskan sekolahnya sampai perguruan tinggi,” harapnya.

Slamet dan para sopir Angkot juga meminta pada pasangan Prabowo-Gibran bila menang, bisa menurunkan harga BBM untuk mobil angkutan. Mereka pun mengimbau warga masyarakat untuk lebih banyak menggunakan kendaraan umum, sehingga mereka masih bisa bekerja mencari nafkah dari nyopir Angkot.

Eko Priyono