SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, menjaga bumi, memupuk keberlangsungan budaya dan kearifan lokal serta menjaga harmoni pelaksanaan nilai budaya di tengah kemajuan teknologi, adalah bagian dari upaya berbangsa dan bernegara di tengah kebhinnekaan yang dimiliki.
Hal itu seperti yang disampaikannya secara daring, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di depan para pengajar dan peserta yang sedang belajar di lembaga bisnis sosial yang berbasis utama teknologi, Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) di Subang, Jawa Barat, Sabtu (9/12/2023).
Dalam penjelasannya disampaikan, dengan adanya peran setiap anak bangsa, harus dipahami kebhinnekaan adalah sebuah kekayaan yang dimiliki bangsa ini.
BACA JUGA: LSM Kritik Pengelolaan Parkir di Kantor Samsat, Bappenda Jateng: Sesuai UU 28/2009
”Sehingga kita harus bersama-sama menjaga keutuhannya, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” kata Lestari.
Menurut dia, membangun kesadaran untuk bersama-sama menjaga dan merawat kebhinnekaan, harus dimulai dari lingkungan keluarga, dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, musyawarah, tradisi, kearifan lokal, dan menjaga keseimbangan ekologis.
Rerie, sapaan akrab Lestari mengajak setiap anak bangsa, untuk memahami kembali apa sesungguhnya saripati dari empat konsensus kebangsaan yang dapat dibagikan ke lingkungan masing-masing.
BACA JUGA: Revisi Kedua UU ITE Ancam Kemerdekaan Pers
Anggota Komisi X DPR RI itu juga menyebutkan, kita harus mampu menggali dan memberi makna terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai-nilai itu, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, merupakan warisan para pendiri bangsa, yang di dalamnya juga merupakan landasan bernegara untuk menciptakan negara yang adil dan makmur, seperti yang diamanatkan konstitusi.
Diakui Rerie, berbekal nilai-nilai kebangsaan warisan pendahulu bangsa, Indonesia memiliki modal yang luar biasa untuk mengisi kemerdekaan, melalui proses pembangunan.
BACA JUGA: Pemprov Jateng Gelontor 1 Ton Cabai harga Miring di Pasar-Pasar Kota Semarang
Namun dalam pembangunan saat ini, sejumlah tantangan kerap menghadang seiring berkembangnya teknologi, dan sejumlah perubahan yang terjadi.
Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, ujar Rerie, harus mampu bersanding dengan modernisasi yang memiliki dua sisi positif dan negatif.
”Sehingga setiap anak bangsa harus mampu mengembangkan kearifan lokal, dan memaknai modernisasi dengan benar,” tukas dia.
Riyan