SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menambah tujuh unit early warning system (EWS) yang dipasang di sejumlah titik rawan bencana banjir.
Dengan begitu, sudah ada 17 EWS yang bakal mendeteksi potensi banjir di Kota Semarang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono menyebutkan, alat peringatan dini itu dipasang tersebar di beberapa titik dari hulu hingga hilir.
“Pemasangan dilakukan berdasarkan lokasi-lokasi yang telah disurvei rawan banjir atau kenaikan air yang signifikan,” kata Endro, Sabtu (25/11/2023).
Tujuh lokasi EWS baru tersebut berada di Kali Banger RS Panti Wilasa Citarum, Kali Tenggang Kaligawe, Kali Sringin Terboyo, serta masing-masing dua unit di Kali Siangker, dan Kali Silandak Kembangarum.
Endro mengatakan, penambahan jumlah teknologi pemantau dini itu untuk meningkatkan mitigasi dan responsi masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir di Kota Semarang.
Termasuk memudahkan pemetaan evakuasi bila potensi bencana air bah telah mengintai. Pasalnya, EWS ini aktif 24 jam melakukan monitoring dan dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV).
“Apabila ketinggian air sudah melebihi batas, ditandai dengan alarm di EWS akan berbunyi,” katanya.
Selain tujuh alat monitoring banjir baru pada 2023, terdapat 10 EWS yang telah dipasang sebelumnya. Lima EWS dipasang pada 2022 berada di Pudakpayung, Banyumanik, Tugu Suharto, Banjir Kanal Timur (BKT), Mayangsari, dan Intake Jatibarang.
Lima EWS aktif lainnya berada di Meteseh, SMP Hasanudin 5 Mangkang Wetan, Karangroto, Bendung Plumbon, dan Mangkang Kulon.
BPBD Kota Semarang juga memetakan wilayah potensi rawan banjir yang menjadi fokus perhatian. Wilayah itu adalah Kecamatan Genuk, Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Tugu, dan Dinar Indah Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Hery Priyono