TEGAL (SUARABARU.ID) – Musik kemarau dan kekeringan saat yang perlu diwaspadai terjadinya inveksi saluran pernapasan akut dan diare terutama pada anak-anak. “Waspada pada Inveksi saluran pernapasan akut dan diare terutama pada anak-anak,” kata dr Herry Susanto SpA.
Penyebabnya kata dr Herry banyak seperti musim pancaroba, perubahan cuaca, polusi udara, juga asap rokok. Disamping daya tahan tubuh anak juga ikut mempengaruhi. Di masa kekeringan seperti saat ini untuk pasien dengan keluhan ispa dr Herry menyebutkan cukup meningkat tajam. “Kalau dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya kenaikannya kasusnya mencapai 20-30 persen,” ujar dr Herry.
Bagi warga masyarakat terutama yang memiliki anak di bawah lima tahun (balita) dr Herry memperingatkan agar bisa menjaga pola hidup bersih dan sehat. “Orang tua diimbau untuk menerapkan pola hidup dan sehat. Untuk bayi agar diberi Air Susu Ibu (ASI) yang eksklusif dilanjutkan sampai usia 2 tahun,” terangnya.
Selain itu, kata dr Herry, juga harus mekonsumsi makanan-makan yang bergizi, istirahat yang cukup, menghindari polusi udara termasuk menghindari paparan asap rokok. “Dan tidak kalah penting adalah melengkapi imunisasi,” ungkapnya.
Musim kemarau cuaca panas sering disertai dengan debu yang berterbangan. Anak-anak sangat sensitif oleh debu sehingga orangtua perlu menjauhkan dari debu. Debu bisa menyebabkan gangguan pernafasan karena saluran udara terhambat oleh debu.
Cuaca panas tentu membuat anak-anak banyak menghabiskan tenaga saat beraktivitas. Tenaga diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Orangtua perlu mengatur pola makan anak agar daya tahan tubuhnya bisa bertahan di musim kemarau. Daya tahan tubuhnya harus kuat agar terhindar dari penyakit. Berikanlah makanan yang bergizi dan membuat si Kecil lebih kuat.
“Kebanyakan aktivitas akan membuat si kecil kelelahan. Biasanya penyakit akan mudah menyerang saat kondisi tubuh si Kecil lelah. Sehingga berikan jam tidur yang tepat untuk si kecil agar bisa menabung staminanya lagi,” pungkas dr Herry.
Sutrisno