SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sebagian besar warga Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang menyiapkan handuk dan ember berisi air di tiap rumahnya, untuk menghadapi terjadinya kegawatdaruratan, yang bisa saja terjadi tanpa diduga.
Hal itu dipaparkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Semarang Barat, Femega Dian Elly Asmara di depan Wali Kota Semarang dan tim penilai observasi lapangan gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (Gagah Bencana) tingkat nasional, di Balai RW 13 Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.
“Yang inovasi warga, sekarang di tiap rumah itu menyediakan ember (berisi air) ada handuknya di sebelahnya. Jadi kalau ada sesuatu hal kegawatdaruratan bencana, handuk itu dimasukkan ke air, kemudian diperas dan bisa digunakan menutup (api) kalau memang jauh dari APAR (alat pemadam api ringan),” paparnya.
Kemudian pembentukan sistem penanggulangan kebakaran, lanjutnya, adalah penentuan titik kumpul evakuasi. Yang jalurnya sudah dilakukan sosialisasi kepada semua warga Gisikdrono melalui beberapa grup WA warga.
Dikatakan pula oleh Ketua Tim penggerak PKK Kecamatan Semarang Barat, terkait data administratif serta data progres peningkatan Gerakan Keluarga Sehat tanggap dan Tangguh Bencana Kebakaran Kelurahan Gisikdrono.
“Kelurahan Gisikdrono ini memiliki 13 RW, 105 RT, dengan jumlah penduduk 21413 jiwa, dengan rumah permanen 6326 dan 51 rumah semi permanen, dengan kepadatan penduduk 186 jiwa per hektar. Kepadatan penduduknya tinggi, dengan topografi jalanan berbukit naik turun, gangnya sempit-sempit dengan rumah yang berdempetan. Wilayah Gisikdrono mulai tahun 2018 sering terjadi kebakaran,” urainya.
Dikatakan pula, untuk progres peningkatan Gerakan Keluarga Sehat tanggap dan Tangguh Bencana Kebakaran Kelurahan Gisikdrono, tahun 2023 ini kasus kebakaran yang terjadi nihil. Sebelumnya, tahun 2022 lalu ada 1 kejadian kebakaran, padahal di tahun 2021 ada 3 kejadian. Artinya, dengan adanya Gagah Bencana terjadi penurunan kejadian kebakaran secara signifikan.
Sedang untuk kepemilikan APAR ada peningkatan pula jumlahnya, tahun 2021 lalu cuma 5, sedang tahun 2022 naik ada 15 pemilik APAR, namun ken luar biasa di tahun 2023, yang jumlahnya mencapai 476 rumah yang memiliki APAR, termasuk di tempat-tempat umum.
Untuk P3K, hampir setiap rumah di kelurahan Gisikdrono memiliki kotak P3K. Ada juga peningkatan, tahun 2021 ada 67 rumah, tahun 2022 ada 910 dan tahun 2023 ada 3710 rumah yang memiliki kotak P3K. Sedang untuk instalasi Hidran air untuk antisipasi kebakaran ada peningkatan juga tiap tahun. Tahun 2021 ada 8, tahun 2022 ada 35 dan tahun 2023 ini ada 241 hidran air
Wali Kota Berharap Terbaik
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memberikan apresiasi dan berharap yang terbaik untuk Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, yang menjadi ujung tombak pelaksanaan program Gagah Bencana, mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional.
“Kami sangat apresiasi peran dari penggerak PKK, ibu-ibu Dasawisma yang sangat luar biasa, bagaimana mereka melakukan pencegahan. Mudah-mudahan itu bisa dijadikan contoh tempat lain. Lebih baik pencegahan daripada terjadi kebakaran. Dengan adanya dasawisma tangguh bencana ini, artinya dapat mengurangi beban pemerintah dan resiko kerugian, baik materi maupun korban,” jelas Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.
Apalagi, lanjutnya, saat ini banyak sekali terjadi kebakaran, oleh sebab itu dengan gerakan pencegahan yang dilakukan penggerak PKK Kelurahan Gisikdrono itu dapat mengurangi korban-korban, baik material maupun korban lainnya.
“Terakhir kali, kami juga berharap (PKK Kelurahan Gisikdrono) bisa menjadi yang terbaik (menjadi juara),” imbuhnya.
Usai paparan dan seremonial kegiatan, kemudian dilanjut simulasi penanganan bencana kebakaran yang dilakukan oleh para ibu-ibu PKK Kelurahan Gisikdrono yang terdiri dari 13 RW dan 105 RT.
Absa