SEMARANG (SUARABARU.ID): PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) menjadi idAA- dengan prospek stabil. Keputusan ini mendapatkan tanggapan positif dari Plt. Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, yang mengungkapkan bahwa kenaikan peringkat ini merupakan hasil dari komitmen dan kerja keras Bank Jateng dalam meningkatkan kinerjanya selama beberapa tahun terakhir.
Irianto Harko Saputro menyatakan, “Kenaikan peringkat tersebut mencerminkan perseroan telah melakukan peningkatan yang konsisten dari kinerja keseluruhan selama beberapa tahun terakhir, terutama mengingat ketahanan bisnis captive berkualitas tinggi di tengah dampak pandemi sejak tahun 2020, yang tercermin dari posisi Perseroan yang semakin kuat di industri perbankan serta menegaskan posisi Bank Jateng sebagai Bank yang sehat dan mampu untuk mengelola bisnis secara agresif namun terukur.”
Dalam konteks pemulihan industri perbankan pasca pandemi Covid-19, kinerja Bank Jateng terus menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan, bahkan melebihi industri perbankan pada umumnya dan BPD sebaya. Penyaluran kredit terus tumbuh dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang terkendali. Selain kredit Pembiayaan Loyalitas kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai yang menjadi “backbone” pendapatan, penyaluran kredit Bank Jateng juga didorong oleh segmen ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tumbuh signifikan. Bank Jateng juga telah berkomitmen untuk terus melakukan transformasi digital di bidang produk, layanan, dan proses bisnis, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
Irianto Harko Saputro juga menyoroti pencapaian luar biasa Bank Jateng dalam sembilan tahun terakhir. Aset Bank Jateng meningkat hampir tiga kali lipat, mencapai Rp 84,49 Triliun pada Desember 2022 dari Rp 30,70 Triliun pada Desember 2013. Laba usaha Bank Jateng juga mencapai Rp 2,48 Triliun pada Desember 2022, menjadikannya sebagai laba usaha terbesar ke-2 dari 27 BPD di seluruh Indonesia.
Dalam menjalankan misi sebagai penunjang pembangunan daerah, Bank Jateng telah berfokus untuk lebih besar lagi menyalurkan kredit kepada sektor usaha produktif, terutama UMKM. Dalam sembilan tahun terakhir, kredit kepada pelaku usaha produktif tumbuh hampir tujuh kali lipat, mencapai Rp 21,85 Triliun pada Desember 2022 dari Rp 3,23 Triliun pada akhir 2013. Bank Jateng juga mencatat prestasi dengan Kredit Mitra Jateng (KMJ) yang menawarkan suku bunga rendah sebesar 7% pada tahun 2015, meraih rekor dari Musium Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelopor bunga rendah di Indonesia.
Bank Jateng juga telah mengambil langkah besar dalam pengembangan teknologi dan layanan digital, dengan produk dan layanan berbasis digital seperti mobile banking, internet banking, Electronic Data Capture (EDC), cash management system (CMS), dan lainnya.
Irianto Harko Saputro menambahkan, “Peringkat idAA- dengan prospek stabil ini mencerminkan posisi bisnis Bank Jateng yang sangat kuat didukung oleh pasar captive, tingkat permodalan yang sangat kuat, dan profil likuiditas yang sangat kuat. Namun, kami akan terus berusaha untuk memperkuat profil bisnis secara substansial dan konsisten, serta meningkatkan profil keuangan kami.”
Sebagai bank yang didirikan pada tahun 1963, Bank Jateng tetap berfokus pada pembangunan daerah dengan kepemilikan saham yang terbagi, dimana 50,0% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 49,9% oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah. Bank Jateng memiliki jaringan yang luas, dengan 43 kantor cabang, 141 kantor cabang pembantu, serta 3.000 kantor kas dan payment point yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.
Dengan pencapaian yang terus meningkat dan komitmennya terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank Jateng terus menjadi salah satu pelaku utama dalam mendukung ekonomi Jawa Tengah dan memperkuat posisinya di industri perbankan.