SEMARANG (SUARABARU.ID) – Memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di tahun 2023, Kota Semarang masuk kategori masih aman berdasarkan indeks kualitas udara.
Hal tersebut seperti yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, saat memberikan keterangan pers di Kantor Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Gedung Pandanaran, Senin (28/8/2023).
“AQI (Air Quality Index) Kota Semarang untuk hari ini berada di angka 97 atau masuk kategori aman. Polusi udaranya tidak menyebabkan potensi kerawanan penyakit,” kata Hakam.
Sebagai catatan, standar indeks kualitas udara (AQI) jika menunjukkan angka 50 ke bawah hal itu menunjukkan sangat aman, sedangkan 50 ke atas hingga 100 terbilang sedang, dan jika angka AQI 101 ke atas maka masuk kategori warning karena terbilang sudah tidak sehat.
“Maka kawasan di Kota Semarang yang sangat bersih bebas polusi itu seperti di sekitar Mijen dan kawasan pinggiran yang masih hijau, di situ angka AQI-nya sekitar 37. Pokoknya yang daerahnya banyak pohon itu sehat, karena tingkat polusinya rendah terserap banyaknya pohon-pohon,” katanya.
Adapun wilayah-wilayah yang berpotensi rawan dengan tingkat polusi tinggi biasanya berada di tengah kota dan kawasan industri. Hal ini lantaran banyaknya polusi akibat traffic kendaraan yang tinggi atau polusi akibat produksi pabrik.
Dampaknya, dari tingkat AQI yang tinggi maka sangat mungkin terjadi peningkatan penyakit seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), anemia, hipertensi, hingga penyakit kulit serta penyakit penyerta lainnya yang ditimbulkan karena polusi.
“Saran kesehatan bagi masyarakat untuk terhindar dari segala penyakit tersebut yang utama adalah tetap menjaga kesehatan sebaik-baiknya, seperti makan makanan sehat, olahraga, menjaga lingkungan tetap bersih, dan obat-obatan untuk mencegah,” katanya.
Hery Priyono