KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Seni Soreng, Budoyo Manggolo Putro, Desa Pandean, Ngablak, Kabupaten Magelang terpilih sebagai juara pertama Festival Kesenian Rakyat Paseduluran ke-12 dalam rangka 21 tahun Ruwat Rawat Borobudur. Final berlangsung sampai pukul 23.00, Sabtu (12/8/23).
Juara kedua Kuda Lumping Bayu Krisna Ngablak. Sedangkan juara ketiga seni Topeng Ireng Manggala Rimba Pucungroto Kajoran, Kabupaten Magelang. Saat penyerahan trofi yang mewakili Dirjen Kebudayaan, Haniif dan yang mewakili Direktur Operasional PT Taman Wisata Candi Borobudur, Leo.
Ketua panitia, Sucoro Setrodiharjo, menjelaskan, festival tersebut juga dalam rangka peringatan 50 tahun kebangkitan nilai spiritualitas Borobudur sebagai pusaka budaya bangsa. Dalam kegiatan tersebut bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). “Kegiatan tersebut merupakan bentuk partisipasi aktif masyarakat pecinta seni dan budaya dalam upaya mewujudkan Borobudur sebagai destinasi wisata yang selaras dengan nilai spiritualitas juga sebagai pusaka budaya bangsa,” tuturnya.
Dijelaskan pula, setelah Candi Borobudur dibuka kembali sejak 19 Juli 2023 lalu, pasca Covid-19, kemudian ada diskusi budaya dan Kongres Borobudur. Juga ada perayaan 50 tahun kebangkitan nilai spiritualitas Borobudur sebagai pusaka budaya bangsa yang telah diselenggarakan pada 10 Agustus lalu di pelataran candi Borobudur.
Festival Kesenian Rakyat dalam rangka 21 tahun Ruwat Rawat Borobudur tahun ini diikuti 93 peserta dari berbagai daerah. Antara lain Temanggung, Boyolali, Purworejo, Kabupaten Sleman dan Bantul (DIY). Dari jumlah tersebut yang lolos sebagai finalis ada sembilan peserta.
Pria dengan nama panggilan Mbah Coro itu selebihnya menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Kebudayaan yang selama 12 tahun telah mendukung kegiatan festival kesenian rakyat dalam rangka Ruwat Rawat Borobudur. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, serta pihak-pihak yang ikut dalam kegiatan Ruwat Rawat Borobudur. Apresiasi juga disampaikan kepada peserta yang sudah mengikuti festival dengan penuh semangat.
“Harapan dari panitia dapat meneruskan semangat keberlanjutan atas kegiatan Ruwat Rawat Borobudur dan melestarikan kebudayaan bagi generasi muda,” harapnya.
Petugas BRIN, Novita Siswayanti, juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Ruwat Rawat yang telah memasuki tahun ke-21. “Ini merupakan kegiatan kerakyatan, karena digagas oleh rakyat dan dilaksanakan oleh rakyat. Tentu kegiatan ini di luar program kementerian, karena pada dasarnya program-program telah diatur sedemikian rupa. Oleh karenanya perjuangan Pak Coro mengembalikan nilai spiritualitas cukup berat apabila tidak didukung oleh stakeholder,” katanya.
Eko Priyono