blank
Perancang busana menampilkan karyanya dalam Semarang Fashion Trend (SFT) 2023 yang diadakan di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Kamis (10/8/2023) dan ikon Semarang Tugu Muda. (foto HP)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Even ‘Semarang Fashion Trend (SFT) 2023’ yang digelar 9 – 12 Agustus 2023 terus menyedot perhatian khalayak ramai. Even ini nyata-nyata bukan hanya even fesyen, tetapi juga industry kreatif dan pariwisata

Gelaran ini pun semakin mengibarkan nama Kota Semarang sebagai salah satu ‘kota mode’ sekaligus acuan tren di Indonesia yang mengutamakan konten lokal. Dengan berkibarnya Semarang sebagai kota mode, maka akan mengundang wisatawan datang ke kota yang kini penuh daya tarik itu.

Setidaknya, dalam even ini saja sudah hadir mama-nama desainer besar kenamaan mewarnai dunia busana di Indonesia. Di antara adalah Samuel Wattimena, perancang busana senior yang sering bersentuhan dengan para pengusaha UMKM.

Samuel Wattimena tak sendirian. Dia mengajak 18 desainer lain yang berasal dari Jakarta dan Semarang untuk bergabung melalui peragaan ini.

Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meyakini gelaran ini sebagai salah satu even yang sangat mendukung potensi pelaku usaha dan industri kreatif Kota Semarang untuk maju berkembang.

“Dukungan bagi industri kreatif adalah salah satu bagian dari komitmen Pemkot Semarang dalam memfasilitasi pengusaha, pedagang, serta pelaku usaha dan industri kreatif terutama anak muda untuk terus berkarya,” ungkap Ita, Kamis (10/8/2023).

Ita juga mengapresiasi agenda SFT 2023 yang banyak menggandeng desainer kenamaan nasional. SFT yang merupakan hasil kolaborasi Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) ini juga diharapkan dapat mengangkat wastra dari Jawa Tengah untuk mampu berkompetisi di pasar Internasional.

Dia menyatakan, dengan adanya kolaborasi ini diharapkan mampu melahirkan talenta-talenta muda di bidang fashion yang kreatif dan inovatif.

Dalam peragaan karya Samuel Wattimena kali ini menggandeng perancang lainnya dari Jakarta dan Semarang, Salatiga, dan Jogja.  Mereka yang bergabung adalah Itang Yunasz, Danjyo Hiyoji, Yoyo Prasetyo, Dimas Mahendra, Philip Iswardono,Vici, Sudarna Suwarsa, Dhievine Batik, Tya Chandra, Indah Darry , Retno Srengenge, BAI OHM, Ichwan Thoha, Emmy Thee, Saparo,  Ronkhead, Ant art 1994, Tumb stone, Roro Kenes, Asbag, DEW, fashion stylist oleh Michael Pondaag, Fashion Choreography.

Elemen-elemen busana para perancang tersebut dipadu dengan elemen busana yang direka oleh Samuel Wattimena. Karya-karya Samuel banyak menitikberatkan pada sisi sustainable, kolaborasi, tradisi dan fashion yang fun. Rancangan “baru” ini merupakan karya Samuel Wattimena dan karya 18 perancang dari berbagai daerah, gabungan antara elemen tradisi dan modern, dari aneka warna, karakter bahan, dan gaya.

Di sini Samuel ingin menyampaikan bahwa setiap individu harus lepas dari aturan berbusana yang selama ini terasa mengikat. Untuk berpenampilan, seseorang tidak harus mengenakan satu karya desainer dari kepala hingga ujung kaki.

“Siapa pun bebas menentukan elemen busana dari perancang mana pun dan dari merek apa pun untuk berpenampilan,” katanya.

Hery Priyono