blank
Lestari Moerdijat. Foto: fn

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebuah upaya promotif dan preventif, dengan melibatkan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah perlu dilakukan, untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting secara Nasional.

”Berbagai upaya preventif melalui deteksi dini sangat penting, dalam hal mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting Nasional yang telah ditetapkan pemerintah,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8/2023).

Dengan gencarnya upaya preventif, tambahnya, upaya pencegahan stunting bisa mulai dilakukan sejak 100 hari pertama kelahiran, yang merupakan masa krusial untuk mengatasi stunting.

BACA JUGA: Bea Cukai Magelang Musnahkan Jutaan Batang Rokok Ilegal

Pada awal tahun ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara khusus fokus pada program deteksi dini stunting, yang dilakukan melalui beberapa program di Posyandu.

Guna mencegah bayi mengalami stunting setelah lahir, diperlukan pengukuran rutin menggunakan antropometri. Diagnosis stunting dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan antropometri, dan alat penunjang lainnya.

Kementerian Kesehatan mencatat, kebutuhan antropometri kit di Indonesia mencapai 313.737 unit, guna memenuhi kebutuhan di 303.416 Posyandu di Tanah Air. Pada 2023 ini, pemerintah menargetkan alat itu sudah masuk, dan memenuhi kebutuhan di 127.033 Posyandu.

BACA JUGA: Sejarah Baru, Mensesneg Resmikan Revitalisasi Kelistrikan PLN di Istana Kepresidenan Sejak Zaman Bung Karno

Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, dengan kondisi peralatan yang masih terbatas ini, diharapkan adanya upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para tenaga kesehatan, serta para relawan penggerak Posyandu, terkait stunting.

Diakui Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya pencapaian angka prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024, dinilai cukup berat, bila langkah itu tidak mendapat dukungan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat.

Sebagai misal, tambah Rerie, bantuan dari pihak swasta dalam bentuk ketersediaan sumber protein untuk keluarga prasejahtera, sangat berarti dalam upaya preventif untuk penanggulangan stunting.

BACA JUGA: 73 Tahun Mengabdi, Ketua Yayasan Tekankan Integritas

Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu meyakini, bila upaya penanggulangan stunting dipahami masyarakat luas dan menjadi satu gerakan Nasional, upaya untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting Nasional sebesar 14 persen pada 2024, bisa tercapai.

”Sehingga upaya menuju pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, berkarakter kuat dan berdaya saing yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman, dapat terwujud,” tegas Rerie.

Riyan