blank
Mahasiswa KKN Undip tim II revitalisasi perpustakaan sekolah. Foto: Dok/Undip

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Masih banyak perpustakaan yang tidak terawat dan cenderung dibiarkan rusak begitu saja. Padahal perpustakaan menjadi salah satu tempat awal anak tertarik dengan buku, terlebih disediakannya permainan literasi dan numerasi bagi anak.

Berdasarkan hasil pengamatan tim KKN dari Universitas DIponegoro (Undip) Semarang, di SDN Ngepringan 2 Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, perpustakaan terlihat kurang layak digunakan sebagai sarana anak belajar dan mengeksplorasi kesukaannya melalui literasi.

Banyak buku yang berserakan, berdebu, dan rusak karena tidak disampul plastik dengan baik, dan belum tertata rapi di lemari.

“Ada beberapa perabotan yang seharusnya tidak ada di perpustakaan, katalogisasi buku yang belum tersistem, hingga belum menyeluruhnya pemasangan nomor panggil buku menjadi persoalan tersendiri. Tim KKN dari Undip berupaya membantu melakukan pembenahan di perpusatakaan ini,” kata Alifia Ahmad, Ketua Tim KKN Undip di Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar, Sragen, dalam Edukasi dan Pelatihan Katalogisasi Perpusatakaan, belum lama ini.

Dikatakan, perpustakaan yang dibiarkan tidak memiliki tim pengelola perpustakaan mengakibatkan tidak adanya sistem administrasi yang baik dan tersusun, terutama dalam katalogisasi atau penginputan data buku perpustakaan.

“Berangkat dari kondisi perpustakaan yang cukup memprihatinkan dan kurang layak dijadikan zona nyaman literasi anak, mahasiswa Tim II KKN Undip 2023 mencanangkan program penggalakan literasi dengan mengutamakan pada revitalisasi perpustakaan terlebih dahulu,” ujarnya.

Menurut Alifia, anak akan mulai menyukai buku apabila perpustakaan nyaman untuk membaca. Semakin nyaman perpustakaan, semakin anak tenggelam ke dalam buku yang sedang dibacanya.

“Kegiatan revitalisasi difokuskan pada penataan dan penyortiran buku perpustakaan sesuai dengan tingkatannya, penyampulan buku dengan sampul plastik guna meminimalisasi kerusakan pada buku itu sendiri, pemasangan spanduk (MMT) di depan perpustakaan, pengadaan buku literasi tingkat sekolah/umum, hingga katalogisasi dan pemasangan nomor panggil buku,” terangnya.

Alifia menambahkan, kegiatan revitalisasi perpustakaan itu diharapkan memiliki banyak manfaat dan timbal balik yang positif. Perpustakaan SDN Ngepringan 2 diharapkan bisa nyaman agar anak-anak semakin tertarik dengan buku, karena anak cerdas adalah anak yang mencintai buku.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Ngepringan 2, Sunarti, mengatakan bahwa sekolahnya memang sedang direnovasi, tetapi hanya sebatas kelas dan halaman sekolah sehingga belum sampai perpustakaan.

“Banyak juga barang yang tidak seharusnya ada di perpustakaan, tetapi banyak ruangan yang sedang direnovasi. Untuk itu beberapa dialihkan semua ke perpustakaan,” jelas Sunarti.

Sunarti berharap program revitalisasi perpustakaan yang dicanangkan mahasiswa Tim II KKN Undip menjadi sebuah inovasi bagi perpustakaan SDN Ngepringan 2, mendorong kepedulian berbagai pihak terhadap pemberdayaan perpustakaan, membuat perpustakaan menjadi nyaman, aman, dan tenang, serta layak digunakan sehingga minat baca pada anak meningkat.

“Harapan kami pemerintah melihat kondisi perpustakaan dan melakukan renovasi terhadap bangunan perpustakaan agar anak-anak juga nyaman dan tenang saat membaca,” katanya.

Sunarti menambahkan, katalogisasi dan lainnya tepat sekali diajarkan kepada yang muda-muda. Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada tim KKN Undip yang telah membantu dalam revitalisasi perpustakaan.

Ning S