blank

KLATEN (SUARABARU.ID) – Setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah diadakan, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kabupaten Klaten efektif dilaksanakan pada pekan ini. Guru Bahasa Indonesia, Ariyanto Mohammad Toha, salah satu dari 152 alumni Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Jepara yang masa pendidikannya telah selesai menjadi guru di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Klaten. Ia mengikuti open rekrutmen yang diselenggarakan panitia dan telah melewati beberapa test diantaranya : Test tertulis online, mikro teaching, dan wawancara.

“Kamis 27 Juli 2023 saya mulai mengajar Bahasa Indonesia kelas 8 dan kelas 7. Di hari pertama ini, saya belum efektif melaksanakan KBM dengan materi yang ada di Buku Paket, modul ajar, RPP, maupun lainnya. Akan tetapi, di pertemuan pertama saya dengan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8 Wedi ini saya mendalami, menganalisa, mengidentifikasi, dan memetakan semua aspek yang berhubungan dengan kebutuhan belajar siswa,” terangnya.

blank

Tiga jam pertama, Ari memasuki kelas 8 dengan pola pendekatan yang sesuai dengan alur yang ada dalam Pendidikan Guru Penggerak sehingga inilah kesempatannya untuk dapat mengimplementasikan semua yang sudah ia dapat dari Program Guru Penggerak.

Mind fullness, relaksasi, perkenalan, cerita liburan, apresiasi, games, pohon harapan, pohon kecemasan, pohon tantangan sengajar dirancang untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa. Ari mengungkapkan bahwa setiap anak memiliki keunikannya tersendiri dan itu tanpa terkecuali.

Ari yang sebelumnya mengajar di SMP Muhammadiyah Asy Syifa’ Blimbingrejo Kec. Nalumsari Kab. Jepara merasa tertantang berada di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kab. Klaten. Inilah saatnya bagi dirinya untuk lebih berani mengejawantahkan apa yang sudah ia dapatkan selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7.

blank

“Pertemuan pertama dengan siswa kelas 8 dan 7 saya tidak langsung berikan pelajaran tentang Bahasa Indonesia. Akan tetapi, saya melakukan semacam ta’aruf, mengenal lebih dekat, dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan belajarnya melalui pohon harapan, kecemasan, dan tantangan,” terangnya.

Menurut Ari, siswa menulis ketiga pohon tersebut pada tiga kertas post it yang dibagikan dan menempelkan pada dinding yang sudah disiapkan. Beragam harapan, kecemasan, dan tantangan yang siswa inginkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia mereka mendatang sehingga saya sebagai guru berusaha untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka.”imbuhnya.

“Beberapa harapan yang mereka tuliskan seperti ; Saya berharap tidak mempunyai banyak PR, semoga belajarnya menyenangkan, saya berharap pelajaran Bahasa Indonesia menyenangkan. Kecemasan : Saya cemas saat nilai Bahasa Indonesia jelek, saya cemas banyak tugas, saya cemas akan dimarahi guru saat saya tidak mengerti di pelajarannya. Tantangan : Saya tertangan saat ada perlombaan/turnamen, tantangan mengikuti lomba pantun agar menang, saya akan maju ke depan kelas untuk menjawab atau menjelaskan pelajaran.” pangkasnya.

Sebagai Calon Guru Penggerak, Ariyanto mencoba merubah mindset negatif menjadi aksi nyata dan budaya positif di mana secara system dilakukan oleh siswa tanpa adanya sebuah instruksi melainkan sebuah tanggungjawab dan segala aspeknya yang telah tergambar dalam Profil Pelajar Pancasila.

Ariyanto berharap dapat memenuhi kebutuhan belajar siswanya selama ia mengajar di SMP Muhammadiyah 8 Wedi Kab. Klaten dengan keyakinan bahwa siswa mampu menjadi generasi penerus bangsa sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.

Hadepe – Arkansa