blank
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani saat mengunjungi sentra bordir Dahliya Kudus. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Bidang Politik Puan Maharani menyebut bordir Kudus sebagai salah satu bordir yang terbaik. Pujian tersebut disampaikan Puan usai mengunjungi sentra bordir Dahliya di Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Selasa (25/7).

Kunjungan tersebut dilakukan Puan di sela-sela safari politiknya untuk konsolidasi internal PDI Perjuangan di Kudus dan beberapa daerah lain di Jateng.

Dalam kesempatan tersebut, Puan berkesempatan melihat dari dekat proses pembuatan bordir Kudus. Dia juga melihat-lihat hasil kerajinan sentra bordir Dahliya, dan bahkan membeli beberapa potong kain bordir. Puan juga cukup lama berbincang dengan pemilik sentra bordir Dahliya, Saadah.

“Menurut saya, bordir Kudus adalah salah satu yang terbaik di Indonesia. Tadi saya beli dua,”ujar Puan.

Menurut Puan, sudah saatnya masyarakat Kudus khususnya bangga menggunakan bordir Kudus. Dia juga ingin seluruh elemen masyarakat ikut mengenakan bordir Kudus sebagai bentuk dukungan pengembangan UMKM.

“Kita semua harus membantu mengenakan bordir Kudus agar bisa dikenal baik di Indonesia bahkan di dunia,”tandasnya.

Dalam sehari ini Puan melakukan safari politik di Jawa Tengah. Selain di Kudus, Puan juga berkunjung ke Pekalongan. Dalam kesempatan itu digunakan Puan untuk menemui sejumlah kader PDI Perjuangan di akar rumput.

“Hari ini muter dari Semarang ke Kudus, dari Kudus ke Pekalongan jadi menjajaki untuk melihat situasi di Jawa Tengah seperti apa sekaligus mampir di UMKM. Tadi ibunya cerita kena dampak Covid-19. Ini alhamdulilah sudah membaik,” kata Puan.

Penjajakan yang dilakukan Puan ini merupakan bagian dari persiapan jelang Pemilu  yang akan berlangsung pada Februari 2024. Kesempatan itu juga sekaligus digunakan untuk konsolidasi partai sebelum benar-benar tempur pada Pemilu mendatang.

Sementara itu pemilik Dahlia Bordir, Saadah mengatakan, selain membeli dua potong kain bordir dan sejumlah kerudung bordir, Puan juga memesan bordir di tempat tersebut. Dalam kesempatan itu Saadah juga menyampaikan keluh kesah sebagai pelaku UMKM bordir manual.

“Untuk UMKM bisa mendapat perhatian dari pemerintah, diajak pameran promosi atau dikasih bantuan mungkin ke teman yang lain. Di kami juga ada anggota perajin bordir dalam bentuk koperasi,” kata Saadah.

Kini, kata Saadah, geliat bisnis bordir mulai menemui titik terang setelah suram karena pandemi Covid-19. Penyebabnya saat pandemi nyaris tidak ada agenda atau hajatan, biasanya pembeli bordir ramai saat musim hajatan tiba.

Untuk harga termahal bordir di tempatnya kisaran Rp 4 juta. Yang paling menjadi andalan adalah bordir ichik atau bordir manual yang dibantu oleh 45 pekerja.

Ali Bustomi