blank
Dulu Kalibening hanya dikenal sebagai kolam renang atau pemandian, kini sebagai tempat rekreasi wisata air dilengkapi dengan seluncuran. Foto: tangkapan layar youtube wisata06

NAMA Kalibening di Kabupaten Magelang, pada masa lalu sangat dikenal dan ikonik. Tempat pemandian atau kolam renang di Magelang, dulu memang yang dikenal Kalibening di Desa Payaman, Kecamatan Secang, kemudian di Pisangan, Candimulyo.

Kalibening selalu menjadi tujuan pengunjung setiap kali Ramadan menjelang. Ya, tradisi padusan atau mandi sebagai smbol penyucian diri menjelang bulan puasa dulu sangat popular. Dan, Kalibening selalu penuh pengunjung.

Ya, Kalibening waktu itu memang kolam renang yang kalau dilihat sekarang terkesan “sangat biasa”. Tetapi pada masa itu, sudah merupakan tempat berenang yang sangat representatif. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Magelang. Juga dari daerah sekitarnya seperti Secang, Windusari, Grabag di Kabupaten Magelang, atau Pringsurat di Temanggung.

Warga yang tinggal di sekitar Kalibening, bila ingin berenang tentu memilih tempat ini. Apalagi pada musim padusan. Memang saat itu transportasi belum seperti sekarang. Orang yang tidak punya kendaraan sendiri, bila hendak ke Kalibening, naik angkutan umum dulu lalu turun di Payaman. Dari sini jalan kaki menuju lokasi yang tidak terlalu jauh. Kalau sekarang semua jadi terasa dekat.

blank
Tempat rekreasi Kalibening sekarang. Foto: Tangkapan layar wisata06

Ada sebuah cerita lama, bahwa sumber air Kalibening berasal dari daerah Gunung Kekep di Kecamatan Pringsurat Temanggung. Gunungkekep dikenal sebagai daerah yang kering, tetapi di kedalaman tanahnya dipercaya ada mata air yang besar.

Maka, cerita yang muncul, misalnya pada saat warga Gunungkekep panen jagung, maka klobot atau kulit jagung ada yang terbawa aliran air sampai ke Kalibening. Ya, memang itu mitos atau cerita lama. Soal bukti, wallahualam….

Berbenah

Kalibening sempat “hilang” dari pembicaraan. Ketika tempat-tempat wisata baru muncul, kolam-kolam renang baru yang dilengkapi taman air semacam Owabong di Purbalingga muncul, nama Kalibening menjadi surut.

Tetapi Pemkab Magelang tidak ingin, Kalibening hanya menjadi cerita dan sisa sejarah. Maka, renovasi pun dilakukan. Pemandian kuno itu pun diubah menjadi tempat wisata air modern, dengan aneka fasilitas.

Pada 3 Januari 2022 tempat wisata air Kalibening dibuka Kembali dengan wajah baru. Sejak saat itu, pengunjung pun mulai melirik. Tak hanya warga Kabupaten Magelang saja yang datang, tetapi daerah sekitar seperti Temanggung, Kota Magelang, bahkan dari Solo, Yogyakarta, dan Semarang juga berlunjung ke sini.

Tiap hari, setidaknya tercatat 50 orang datang. Kemudian pada akhir pekan atau hari libur pengunjung menjadi sangat ramai.

“Hari Minggu biasanya jumlah pengunjung bisa mencapai sekitar 80 orang. Mayoritas dari kalangan keluarga yang membawa anak-anak,” kata Sugeng, Direktur Taman Wisata Air Kalibening, seperti dikutip sebuah media.

Kondisi itu berdampak terhadap pemasukan yang bisa melampaui target yang ditetapkan. Dari target pendapatan tahun 2022 sebesar Rp 133 juta dapat tercapai Rp 142 juta. Sedang target tahun 2023 ini Rp 350 juta, dia mengaku belum bisa berkomentar.

“Waktunya masih lama, semoga bisa terpenuhi di akhir tahun nanti,” ujar pria yang akan mengakhiri masa dinas aktif sebagai aparatur sipil negara (ASN) awal Juli nanti.

Tahun ini, destinasi wisata itu dalam tahap pembenahan. Ada penambahan fasilitas yang difokuskan di lahan baru, sebelah barat.

Fasilitas Baru 

Di situ akan dibangun kios-kios untuk kuliner, kolam renang khusus anak serta prasarana olah raga. Biaya pembangunan bersumber dari APBD 2023 sebesar Rp 10 miliar.

Mengenai rencana keramikasi dasar kolam yang ada, menurut Sugeng, akan dilakukan akhir tahun mendatang. Tetapi bentuknya berupa pemasangan batu putih pada lantai dasar kolam.

blank
Pemandangan di seputar Kalibening memang menarik, di sisi barat ada Gunung Sumbing. Foto: Tangkapan layar wisata 06

Biayanya diperkirakan mencapai Rp 160 juta yang dialokasikan melalui Perubahan APBD 2023.

“Dengan pemasangan batu putih tentu akan membuat kolam renang terlihat lebih bersih dan rapi,” tuturnya.

Rencana lain, masih kata Sugeng, mengenai penurunan harga tiket masuk. Saat ini, tiket masuk ditetapkan Rp 20.000 per orang, tapi pada hari libur menjadi Rp 25.000 per orang.

“Kita usulkan untuk direvisi menjadi Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu. Tetapi tarif itu nanti baru akan diberlakukan mulai tahun depan,” ujarnya.

Selain menawarkan spot wisata air, pengelola juga bekerja sama dengan penyedia jasa pernikahan. Mereka bisa menggunakan halaman yang luas dan bangunan di tempat itu. Bahkan, cukup murah dibanding dengan gedung lainnya

Kalibening yang legendaris pada masa sebelum tahun 80-an itu, memang sempat padxa pamornya. Tetapi kini bangkit Kembali, dan mengundang wisatawan untuk datang menikmati kesegaran air yang memang bening, dan benar-benar berasal dari alam.

Widiyartono R.