SAYA tidak tahu pasti tentang datangnya wisik atau “bisikan gaib”, itu melalui telinga atau hati itu karena fenomena metafisis atau alamiah. Dari berbagai literatur (buku), penginderaan batin itu tidak hanya berlaku dari kalangan yang menggeluti metafisika.
Kisah tentang profesor kimia di Darmstadt, Jerman satu abad lalu mengalami imajinasi, menangkap bentuk komplet dari tata susunan atom, terdiri dari molekul hexametabenzene. Apa yang terlihat dalam imajinasi itu lalu diabadikan dalam catatan buku hariannya.
Hingga profesor itu meninggal, publik masih menertawakan teori yang didapatkan melalui imajinasi itu. Namun yang kemudian terjadi, dalam penyelidikan dilaboratorium tidak lama setelah meninggalnya, ada sarjana yang mengambil foto molekul hezametabenzene, dan yang didapatkan itu seperti yang tergambar dalam buku harian profesor.
Gejala aneh dikisahkan dokter yang praktik di bidang neuropsykiatri di Majalah Tomorrow. Yaitu, pada April 1949 ada pasien baru siuman dari pengaruh obat bius. Dia mengaku melihat temannya Ny Manuel Quezon -janda Presiden pertama Philipina- diserbu dan terbunuh di tepi jalan yang sepi dekat kota Manila.
Beberapa tahun kemudian, apa yang terlihat dalam kondisi pingsannya itu benar-benar terbukti. Yaitu, Ny Manuel Quazon mengalami musibah seperti yang terlihat sebelumnya.
Kisah penginderaan batin lain juga tertulis dalam buku “The Amazing Result of Positive Thinking” – yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentang seorang tukang las di Boston.
Suatu saat tukang las itu merasakan ada getaran aneh pada tubuhnya. Dia merasakan ada sesuatu yang kurang lazim, namun dia tidak mengetahui apa itu pastinya. Secara tiba-tiba dia menghentikan pekerjaannya kemudian memacu mobilnya menuju suatu tempat.
Dia tidak tahu pasti mau kemana arah yang akan dituju. Pada persimpangan lampu merah dia berusaha membelok secepat mungkin, hingga sampai tempat itu ada proyek yang sedang dikerjakan perusahaan tempat dia bekerja. Sampai disitu dia terhenti.
Dia menengok dan di situ terlihat ada tangan manusia tertimbun kerikil, pasir dan semen. Setelah dibantu Polisi dan petugas pemadam kebakaran, disitu sahabatnya tertimbun.
Setelah terbebas dari timbunan, sahabatnya itu mengatakan, percuma saja jika dia berteriak meminta tolong orang-orang di sekitarnya, karena sekeras apa pun teriakan itu, suaranya teralang timbunan pasir, semen dan krikil.
Dalam kondisi kritis dia hanya mampu berdoa, “Ya Tuhan, kirimkan seseorang, kirimlah seseorang unuk membebaskan saya.” Demikian itu berulang-ulang diucapkan. Saat itu terjadi konek secara batin dengan sahabatnya. Ada “getaran ajaib” yang menarik sahabatnya datang untuk menemukan dan menolongnya.
Kisah serupa pernah dialami anggota beladiri. Alurnya agak berbeda. Jika kisah yang terjadi pada orang luar itu karena faktor Tuhan secara langsung, seseorang mengalami pengalaman mistis karena menduga ada hal-hal yang tidak lazim pada istrinya.
Terdorong keinginan untuk mengetahui yang sesungguhnya akan terjadi, dia melakukan tirakat dan mengamalkan doa “Ya Hadi ihdini,” yang artinya “wahai Tuhan yang yang memberi petunjuk, tunjukkanlah saya.”
Ketika sedang mengajar di depan siswa, dia merasakan ada getaran yang kuat menuntunnya untuk mendatangi suatu tempat. Ketika dia mengikuti kata hatinya, dia menemukan istrinya melakukan perbuatan yang tidak semestinya dilakukan.
Bedanya, dalam kisah tersebut diatas, pelakunya mendatangi TKP meluncur dengan mobil, sedangkan rekan saya cukup berlari. Dan anehnya, walau jalan yang dilalui itu tebing cukup terjal, dia mampu berlari kencang.
Ketika sampai suatu tempat ada dorongan hati untuk menyuruh menyibak semak belukar. Dan di situ ada dua insan melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan.
Berdasarkan pengalaman, mata hati seseorang itu sesuai tingkat spiritualnya. Dan wisik itu bisa terjadi karena faktor tidak sengaja (refleks), dan bisa karena faktor yang disengaja atau dikehendaki.
Karunia dari Tuhan itu tidak beda dengan rezeki, terkadang didapatkan melalui usaha (latihan, riyadhah), namun pada saat lain bisa datang dengan sendirinya. Ketajaman mata hati bisa terjadi walau tidak diinginkan. Rahasianya dimana? Simak hadis Qudsi ini.
“Hamba -Ku yang mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sehingga Aku cinta kepadanya, maka Akulah pendengarannya yang dengannya Ia mendengar, penglihatannya, yang dengannya Ia melihat, lidah-Nya, yang dengan-Nya Ia berbicar, dan hatinya, yang dengannya Ia berpikir : maka apabila dia berdoa Aku terima, jika dia meminta Aku beri, dan jika minta tolong, Aku tolong. Dan ibadah yang sangat Aku sukai dilakukan oleh hamba Ku itu yang ikhlas untuk-Ku. (HR Thabrani).
Masruri, penulis buku, praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak Pati