SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kepala Lapas (Kalapas) Semarang, Tri Saptono Sambudji menyebut, baru-baru ini pihaknya telah mendeklarasikan zero halinar.
Lapas Semarang membuat komitmen bersama, dimana seluruh petugas menandatangani dan berjanji menjadi petugas yang baik dan benar.
“Tidak baik saja, tapi harus benar. Jika ada yang melanggar harus diproses hukum. Jangan sampai ada penghianat diantara kita. Walaupun itu kerja keras banget,” ungkap Kalapas kepada awak media usai kegiatan Media Gathering di Aula Lapas Semarang, Rabu (10/5/2023).
Menurutnya, apabila ada petugas yang abu abu, apalagi yang hitam, teman-teman pengamanan akan mengantisipasinya.
“Saya ingin petugas yang merah putih, yang
abu-abu apalagi hitam kita sikat. Daripada ada yang mengganggu. Kita ingin semua petugas menjadi merah putih,” ujarnya.
Begitupun dengan warga binaan pemasyarakatan (WBP). “Dari 1700 WBP, tentu ada yang nakal-nakal. ini kewajiban kita untuk memberikan pembinaan,” terangnya.
Terkait over kapasitas WBP di Lapas Semarang, nantinya warga binaan bakal dipindahkan di Rutan Semarang yang akan beroperasi pada 2024 mendatang.
Rutan Semarang ini nantinya bakal menampung sekitar 700 an WBP, yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto Kota Semarang.
Lapas Semarang sendiri memiliki blok
pembinaan dan pengawasan khusus. Blok tersebut untuk warga binaan yang berisiko membahayakan.
Di blok ini tempatnya khusus, karena tidak bisa berhubungan dengan banyak orang. Saat ini, dihuni 114 warga binaan.
“Pembinaan di dalamnya lebih khusus, pesantrennya lebih banyak, dan pengamanannya 2 atau 3 hari sekali akan digeledah,” tukasnya.
“WBP yang menghuni blok ini adalah mereka yang walaupun pidananya kecil tapi cukup mengganggu atau berisiko membahayakan akan dimasukan ke situ dengan pengawasan khusus,” tandasnya.
Ning S