Jepara- Sebuah perhelatan budaya akan digelar Selasa ( 16/9 ) dalam rangkaian Haul ke-115 R.A. Kartini di Jepara. Disamping doa bersama yang akan dipimpin oleh Ketua MUI Jepara, Mashudi akan digelar juga Opera Lirik Untuk Ayunda yang melibatkan sejumlah seniman Jepara dan pelajar di Bumi Kartini. Acara yang diprakarsai oleh Yayasan Kartini Indonesia ini didukung oleh pemerintah kabupaten Jepara, Disporapar Prov Jateng, serta sejumlah lembaga. Menurut rencana pagelaran ini akan dibuka oleh Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi dan dihadiri juga oleh anggota Forkopinda Jepara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Yayasan Kartini Indonesia Hadi Priyanto kepada para wartawan Minggu siang di serambi belakang rumah dinas Bupati Jepara.
Menurut Hadi Priyanto, pagelaraan ini tergolong langka. Sebab disamping akan dihadiri oleh trah langsung R.A. Kartini, pagelaran ini akan dilakukan di serambi dan halaman belakang rumah dinas Bupati Jepara. Ditempat itu RA Kartini dan kedua adiknya, Rukmini dan Kardinah membuka sekolah putri pertama kalinya serta tempat bermain selama mereka dipingit. Pentas ini besutan M. Iskak Wijaya selaku penulis naskah dan sutradara.
Menurut Iskak Wijaya, dipilihnya kisah bertema peran RA Kartini dalam pangggung pergerakan nasional sebab kedekatannyadengan para pemuda di sekolah kedokteran STOVIA. “Ayunda adalah sebutan yang diberikan para pelajar sekolah kedokteran STOVIA Batavia kepada Kartini. Sebab pemikiran kritis terhadap ketidak adilan yang membelenggu perempuan dan bangsa Bumi Putera telah memantik berkobarnya api nasionalisme dan patriotisme dikalangan pemuda progresif terpelajar. Bahkan menumbuhkan semangat dan keberanian untuk melepaskan diri dari paham apa pun yang menindas, menjajah, membelenggu dan mengambil hak-hak orang lain. Mereka menyebut Kartini Ayunda.”ujar Iskak Wijaya.
Opera lirik yang berdurasi selama 90 menit dipersembahkan melalui kolaborasi musik tradisional, musik kontemporer, prosa lirik, puisi, tarian, kidung macapat, wayang serta paduan suara. Nuansa berbagai tampilan seni ini diharapkan mampu merefleksikan kembalI perjuangan Kartini dan sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi para pewaris untuk melanjutkan perjuanganya dalam konteks kekinian.
Opera ini menceriterakan perjuangan Raden Ajeng Kartini dilihat dari berbagai sudut pandang orang yang ada disekitar perjalanan hidupnya. Kisah utama Opera Lirik Untuk Ayunda ini memaparkan masa kecil Kartini yang sangat bahagia sebagai putri seorang Bupati. Sebab ia belum mengerti sangkar emas yang disiapkan untuk seorang raden ayu, pingitan. Karena itu ketika saatnya tiba, ia begitu menderita. Bagaikan burung yang belajar terbang, tiba-tiba sayapnya dipatahkan oleh adat yang membelenggu bangsanya berabad-abad.
Namun ia tidak mau menyerah. Tidak lama kemudian dengan bimbingan kakak tercintanya, Sosrokartono, Kartini mulai memungut satu persatu buku yang berserak dilantai. Sebab buku bagi Kartini adalah makanan bagi jiwa yang lapar. Dari pengetahuan yang didapat didalam buku bacaan, ia menuliskan gagasan, ide, cita-cita dan bahkan perlawanan terhadap ketidak adilan hingga surat terakhirnya. (Suarabaru.id/Ulil Abshor)