JEPARA(SUARABARU.ID) – Untuk pertama kalinya, Pusat Kegiatan Guru (PKG) Donorojo mengadakan pelatihan dasar seni tari dan pantomim. Kegiatan digelar masing-masing 3 hari pada 2 pekan berbeda bulan ini, di Gedung KPRI Pelita, Kecamatan Donorojo.
“Kami agendakan untuk memberikan bekal dasar tari dan pantomim kepada guru-guru di Donorojo. Selanjutnya, dapat ditularkan kepada anak didik” kata Koordinator Satuan Koordinator Pendidikan (Satkordik) Kecamatan Donorojo, Ahmad Mashud S.Pd., M.M., Senin (6/3/2023).
Menurutnya, kegiatan yang bekerjasama dengan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara ini diikuti oleh perwakilan guru dari setiap sekolah di Satkordik Kecamatan Donorojo tersebut, berlangsung masing-masing selama tiga hari. Pelatihan dasar seni tari, digelar pada Senin (6/3/2023) sampai dengan Rabu (8/3/2023).
Selanjutnya pada Rabu (15/3/2023) sampai dengan Jumat (17/3/2023), digelar pelatihan dasar pantomim. “Ini juga dimaksudkan sebagai persiapan persiapan meNuju Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Masing-masing Kegiatan diikuti oleh 31 guru,” terang Ahmad Mashud.
Ketua Ketua PKG Donorojo Agung Prayitno, S.Pd.SD. mengatakan, pada pelatihan tari, pihaknya menggandeng seorang penari lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES), Afa Retno Andini, S.Pd. Sedangkan pelatihan dasar pantomim, digawangi praktisi pantomim Jepara Sardjono, S.E. alias Mbah John, Ketua 4 (Bidang Pengembangan Potensi dan Kaderisasi) Dewan Kesenian Jepara dan Eko Bowo Saputro, S.Pd, atau lebih dikenal dengan nama Eko Joyo Sastro, praktisi pantomim yang sekaligus menjadi salah satu ketua komite di Dewan Kesenian Jepara.
“Kedua pelatihan ini kami adakan secara berkesinambungan dalam waktu yang berdekatan untuk menjaga semangat guru-guru Donorojo dalam belajar. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat membangkitkan semangat guru-guru di Donorojo dalam mempelajari budaya” tambahnya.
Menurutnya, Kecamatan Donorojo sudah lama mati suri dalam mengikuti lomba FLS2N bidang seni tari dan pantomim.
“Setelah ini, semua guru akan melatih anak-anak di sekolah masing-masing dan selanjutnya akan diadakan seleksi tingkat kecamatan untuk menentukan peserta yang akan mewakili Kecamatan Donorojo maju ke tingkat kabupaten,” ujar Agung Prayitno.
Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan kesan bagi pesertanya. Pelatih tari yang akrab dipanggil Mbak Afa mengatakan, dia berterima kasih atas semangat para guru dalam belajar Tari Sigrak hasil kreasinya.
“Sangat mengesankan dan penuh semangat. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan baik dan penuh rasa ingin tahu tentang tari kreasi. Suatu kebanggaan bagi saya karena terlibat di acara ini. Semoga dapat dikembangkan kembali,” kata dia.
Salah seorang peserta pelatihan pantomim, Karia Candra, S.Pd. mengatakan, dia sangat bersemangat mengikuti pelatihan ini.
“Karena dapat mengobati keingintahuan saya tentang pantomim,” katanya sambil menunjukkan riasan wajah khas pemain hasil unjuk kerja teman kelompoknya dari Dabin 1 Kecamatan Donorojo.
“Ini pertama kali saya belajar pantomim sekaligus dirias seperti ini. Rasanya luar biasa dan tidak terlupakan,” ujarnya.
Eko Joyo Sastro juga mengatakan bahwa selama ini kecamatan Donorojo menjadi salah satu catatan bagi DKD Jepara mengingat keterlibatan dalam event kesenian seperti FLS2N tercatat masih dibawah kecamatan-kecamatan lain, khususnya untuk cabang pantomim.
“Saya berharap banyak pada PKG Kecamatan Donorojo agar mampu sebagai jembatan komunikasi dan koordinasi dengan Dewan Kesenian Jepara dan stakeholder kesenian lain di Jepara” terangnya.
Lebih lanjut, Mbah John menuturkan bahwa memang benar pantomim adalah salah satu bentuk kesenian global, akan tetapi esensi muatannya bisa mengangkat potensi-potensi lokal. Selain itu, kolaborasi lintas sektoral menjadi salah satu kunci keberhasilan Implementasi Kurikulum Merdeka berbasis kearifan lokal sehingga generasi penerus tidak akan tercerabut dari akar budayanya. “Mengglobal dengan kekuatan lokal” tegasnya.
Saat mengikuti pelatihan ini, peserta tidak hanya mendapatkan materi tentang ilmu dasar tari dan pantomim, tapi juga praktik langsung dalam dua bidang seni tersebut. Nilai tambah kegiatan ini adalah, seluruh peserta berhak mendapatkan sertifikat pelatihan yang dapat digunakan untuk peningkatan pengembangan diri guru.
Eva Isty – Sul