blank

SUARABARU.ID Oleh : Dr Ghofar Sidiq MAg,  disampaikan dalam kajian Ba’da Dhuhur di Masjid Abu Bakar Assegaf Kampus Unissula

Rosulullah Nuhammad SAW telah memperingatkan pada umatnya tentang munculnya satu sikap yang disebut dengan cinta dunia. Yakni sikap cinta pada kehidupan dunia melebihi kecenderungannya pada kehidupan akhirat adalah sumber keburukan dan maksiat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat melemahkan dan menggerus keimanan seseorang pada Allah dan menimbulkan mudharat atau bahaya yang besar di dalam kehidupan sosial.

Cinta dunia membuat seseorang kehilangan akal sehat sehingga akan melakukan apapun demi untuk mendapatkannya. Maraknya praktek korupsi di berbagai lapisan dan sektor di negeri ini juga tidak lepas dari faktor cinta dunia. Dalam salah satu hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menegaskan cinta dunia merupakan pangkal segala kesalahan. Dalam hadis yang lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda wallahi bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa kalian, akan tetapi aku justru khawatir jika dunia ini sudah dibentangkan untuk kalian, sebagaimana ia telah dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian semua berebut sebagaimana mereka saling berebut dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.

Puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan kita laksanakan pada hakekatnya juga berfungsi untuk meminimalisir cinta dunia yang bersarang di dalam diri manusia. Karena cinta dunia biasanya didalangi oleh nafsu perut dan apa yang ada di bawah perut, dimana keduanya sangat berpotensi untuk memunculkan berbagai macam kemaksiatan dan kerusakan di atas muka bumi. Jika demikian, Apakah berarti kita tidak boleh memiliki dunia, padahal kita hidup di dunia dan tentu saja butuh dunia untuk hidup.

Imam Al Ghazali dalam kitabnya menjelaskan bahwa tidak semua yang ada di dunia ini berarti duniawi. Beliau mengatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan karena Allah maka tidak dikatakan duniawi. Sebaliknya setiap yang dilakukan bukan karena Allah maka disebut duniawi. Menurut beliau yang tidak dapat dilakukan karena Allah dan bisa dipastikan bahwa itu adalah dunia. Yakni semua kemaksiatan segala sesuatu yang diharamkan dan berlebih-lebihan dalam perkara yang hal kedua yang bisa kita ambil hikmahnya adalah urgensi amar ma’ruf nahi mungkar.

Dalam setiap kondisi tidak boleh berhenti untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar amat sangat jelas diungkapkan di dalam Al Qur’an. Hanya saja kita mesti melakukannya sesuai dengan kemampuan kita dan dengan cara yang ma’ruf. Amar ma’ruf nahi mungkar bukanlah perkara yang remeh. Ridho terhadap kemaksiatan adalah sama dengan melakukan kemaksiatan itu sendiri.

Syekh Mutawali mengatakan jika engkau tidak mampu menyampaikan kebenaran maka janganlah engkau ikut bertepuk tangan untuk kebatilan.