blank
Petugas kepolisian (kanan) yang mendatangi lokasi untuk melakukan penanganan, sekaligus menyampaikan ucapan ikut berbela sungkawa ke pihak keluarga korban.(Dok.Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Seorang pria berinisial M (57), meninggal di area pertambangan emas rakyat di Dusun Bulu, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Korban diidentifikasi sebagai warga asal Dusun Mlipitan, Desa Boto, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah dan Kapolsek Selogiri AKP Agus Syamsudin melalui Kasi Humas Polres AKP Anom Prabowo, Rabu (22/2), menyatakan, korban meninggal bukan sebagai kecelakaan kerja. Tapi karena sakit yang sebelumnya sudah dia derita.

Tragedi kematian pekerja tambang emas tradisional ini, berlangsung Selasa (21/2) Pukul 11.30. Kronologinya, diawali sejak pagi dia bekerja bersama rekan-rekannya. Yakni Mulyadi (59), Wagiyo (55) dan Giyono (45) ketiga warga Dusun Bulu, serta Imam (45) penduduk Dusun Geran, semuanya masuk dalam wilayah Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Berlima, mereka bekerja bersama-sama di lokasi galian tambang emas tradisional di Dusun Bulu, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Bekerja di terowong berkedalaman sekitar 50 Meter di bawah permukaan tanah.

Tiba waktunya jadwal Rolasan (makan siang Pukul 12.00), korban naik ke atas untuk beristirahat, dan kemudian disusul oleh rekan-rekannya keluar dari lubang terowong galian. Saat duduk, tiba-tiba korban roboh ke samping. Rekan-rekannya segera memberikan pertolongan, dan membawanya ke Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Nambangan, Selogiri, Wonogiri.

Tapi dia keburu meninggal dunia. Selanjutnya jenazah korban dibawa pulang ke rumah Mulyadi (Kakak kandung korban). Sebelum kemudian, dimakamkan di desa asalnya, yakni di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Mlipitan, Desa Boto, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Kepada petugas, pihak keluarga menyatakan, korban sudah ikut bekerja sekitar 1 bulan. Selama hidupnya, dia memiliki riwayat hipertensi, dan sehari sebelum kejadian sempat mengeluh tidak enak badan.

Bambang Pur