KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono memprediksi tambak budi daya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen bisa menghasilkan 40 ton udang per hektare (ha) atau Rp 400 miliar (M) per tahun.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau pembangunan BUBK di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jumat (13/1) .
Menteri KKP meninjau BUBK didampingi Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih, Forkompimda dan anggota DPR RI dari Kebumen Darori Wonodipuro.
Trenggono menyatakan, BUBK yang dibangun di atas lahan seluas 100 hektare di pesisir Kebumen milik pemerintah daerah ini merupakan yang pertama di Indonesia. Hadirnya BUBK di Kebumen bakal menjadi percontohan nasional. Sebab, KKP nanti juga bakal membangun hal serupa di daerah lain.
“Ini adalah yang pertama di Indonesia, dan model seperti ini akan kita bangun di banyak tempat di Indonesia. BUBK kita mulai dari Kebumen sebagai percontohan nasional,”ujar Trenggono.
Perhatikan Ekosistem
Ia berharap, BUBK menjadi model percontohan budi daya udang modern yang bakal terus diterapkan di Indonesia. Menurutnya, model ini sangat tepat karena dikelola secara modern dengan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan dan ekosistem di sekitarnya.
Bukan hanya aspek lingkungan, tambak udang modern, lanjut Trenggono, juga bisa menghasilkan tangkapan udang yang berlimpah. Bahkan ia memprediksi dengan tambak seluas 100 hektare mampu menghasilkan 40 ton udang per hektare atau Rp 400 miliar per tahun.
“Dipastikan produksi udang yang akan kita budidayakan nanti bisa mencapai best practice 40 ton per hektare. Kalau ini bisa terjadi, yang akan kita bangun adalah luasan 100 hektare maka akan ada putaran ekonomi Rp 400 miliar setiap tahun. Dan ini menyerap tenaga kerja tidak kurang dari 300 yang direct, yang indirect bisa lebih dari itu,”terang Trenggono.
Ia menambahkan, pembangunan BUBK di Kebumen tidak lama lagi selesai, dan ditargetkan bisa mulai beroperasi Februari 2023.Model seperti ini nanti terus berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Pada 20 tahun yang akan datang Indonesia bisa berperan penting dan mampu berkontribusi signifikan terhadap potensi udang dunia.
Sedangkan Bupati Kebumen Arif menyatakan, komitmen awal pemerintah dalam pembangunan BUBK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia memastikan, tenaga kerja yang bakal direkrut dari warga lokal atau warga Kebumen.
“Semua tenaga di sini akan menjadi tenaga profesional yang akan dilatih di Jepara. Mereka nantinya akan dipekerjakan untuk ikut dalam pengelolaan ini dengan mengambil tenaga lokal,”ujar Arif Sugiyanto.
Bupati secara khusus berterima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan atas kepercayaan membangun kawasan tambak udang modern di Kebumen. Ia dan seluruh masyarakat Kebumen mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dijadikan kawasan udang modern pertama di Indonesia, sekaligus sebagai percontohan tambak udang seluruh Indonesia.
Komper Wardopo