SUARABARU.ID – Memiliki sebuah lahan atau tanah yang cukup luas mungkin menjadi impian banyak orang sebagai sebuah investasi yang cukup menjanjikan. Terlebih jika tanah atau lahan ini berbentuk sawah dan memiliki kualitas tanah yang sangat subur sehingga bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Sayangnya, yang umum terlihat adalah berdirinya gedung tinggi di tengah lahan persawahan.
Minimnya lahan persawahan mungkin menjadi halangan bagi para petani yang ingin mengembangkan berbagai macam tanaman untuk kebutuhan. Pasalnya, kebanyakan orang lebih senang membeli hasil jadi ketimbang dengan menanam sendiri lantaran tidak memiliki lahan.
Fakta itu sebenarnya bisa dipatahkan, sebab saat ini sudah banyak metode untuk bercocok tanam di lahan yang minim. Ukuran lahan tidak lagi jadi penghalang. Semua tergantung dari niat serta usaha yang dimiliki oleh seseorang yang ingin memutuskan untuk menjadi seorang petani modern dengan lahan pertanian yang minim.
Salah satu cara yang bisa diupayakan adalah dengan mengembangkan sebuah pertanian tanaman hidroponik. Prinsip hidroponik dinilai bisa membantu petani dengan kondisi lahan yang minim. Bahkan sistem hidroponik bisa diaplikasikan di halaman rumah atau pekarangan rumah dengan menggunakan sistem bertingkat.
Pertanian hidroponik sendiri merupakan sebuah budidaya tanaman yang memanfaatkan air sebagai media tumbuh dengan lebih menekankan kepada nutrisi tanaman.
Dengan menggunakan metode ini, tanaman akan tumbuh lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan metode pada umumnya.
Hal ini karena penyerapan unsur hara bisa lebih cepat berkat adanya asupan nutrisi yang banyak diberikan oleh tanaman dengan metode hidroponik.
Kegagalan dalam sebuah usaha memang sebuah hal yang sangat wajar terjadi. Hal ini berlaku juga dalam melakukan pertanian dengan sistem hidroponik.
Kegagalan sistem hidroponik bisa terjadi akibat beberapa faktor, mulai dari bibit yang gagal tumbuh atau tanaman yang tumbuh dengan waktu yang sangat lama. Hal ini wajar teejadi, asalkan pelaku sistem hidroponik tetap konsisten dalam menghasilkan tanaman dengan kualitas terbaik.
Kini menjadi seorang petani memang sebuah pekerjaan yang mungkin kurang diminati, khususnya para generasi milenial yang kebanyakan lebih memilih bekerja di dalam ruangan. Padahal, sejatinya petani merupakan seorang penghasil pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebuah negara sehingga sudah saatnya perlu dilakukan pemberdayaan.
Ridho Alfian, mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Universitas Semarang