JEPARA (SUARABARU.ID) – Percepatan penurunan kasus stunting tingkat Kabupaten Jepara dievaluasi. Kegiatan evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dilaksanakan, Jumat (25/11/2022) di Hotel d’Seasion Premiere Jepara.
Secara nasional, diharapkan angka stunting turun dari yang semula 27,65 persen menajdi 14 persen di tahun 2024. Sedangkan saat ini kasus stunting sendiri di Jateng mencapai 24,4 persen. Sementara di Jepara masih berada di atas Jateng yaitu 25 persen.
Koordinator Keluarga Berencana Agus Mujianto mengatakan evaluasi ini untuk membedah kasus-kasus stunting yang tidak bisa diselesaikan oleh pendamping di lapangan.
Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jepara dr M. Fakhrudin mengatakan, jumlah kasus stunting terbanyak ada di Kecamatan Bangsri sebanyak 242 kasus, Keling 191 kasus, dan Donorojo 180 kasus.
Selanjutnya tim audit melakukan sampling atau penilaian kepada 345 anak usia di bawah dua tahun (baduta) yang masuk kategori stunting. Mereka tersebar di 181 desa.
Melihat indikator faktor risiko penyebab stunting, sebanyak 262 anak faktor gizi tidak seimbang dan sisanya 83 anak gizi masih seimbang. Dari faktor usia ibu, untuk ibu di bawah usia 35 tahun sebanyak 249 kasus, lebih dari 35 tahun sebanyak 73 kasus, dan kurang dari 21 tahun sebanyak 23 kasus.
“Faktor lingkungan perokok juga mempengaruhi. Sebanyak 269 kasus berasal dari lingkungan perokok dan sisanya 76 kasus lingkungan bukan perokok,” ungkap Fakhrudin.
Sementara upaya tindak lanjut perlu adanya transfer of knowledge dokter spesialis obgyn bagi bidan desa sebagai tim pendamping keluarga. Juga peningkatan posyandu di berbagai wilayah desa. Termasuk pelibatan perusahaan besar, untuk membantu penanganan Stunting di Jepara.
Hadepe – Kmf
