blank
Aristamto, S.Pd

Penulis : Arismato, S.Pd.

Didalam kehidupan kita, bahasa adalah alat komunikasi yang paling signifikan di dalam komunikasi. Komunikasi bisa dilakukan dengan berbicara, menulis dan lain sebagainya. Dengan bahasa kita bisa mengungkapkan perasaan, ide-ide, dan pikirin kita kepada seseorang secara langsung, dengan selembar kertas atau dengan gerakan tubuh.

Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Bahasa itu sangat penting untuk semua orang di dunia ini, dengan bahasa mereka mampu menjalin hubungan dengan orang lain yang berasal dari latar belakang bahasa yang berbeda. Juga bahasa Ingrris.

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Bahasa ini digunakan sebagai alat komunikasi dalam forum-forum internasional. Sekarang ini, banyak Negara didunia ini menggunakannya sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu bahasa Inggris menjadi mata pelajaran yang sangat penting yang harus diajarkan sejak dini sampai dengan perguruan tinggi seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan Universitas.

Salah satu tujuan pembelaran di SMP/MTs adalah mengembangkan kemampuan mendengarkan dalam bahasa ingris. Tujuan tersebut dalam kurikulum Bebasis Kompetensi  dinyatakan dengan istilah Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs adalah memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.

Ketika kita mempelajari bahasa Inggris, kita mengenal empat komponen bahasa, seperti: mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara, dimana keempat komponen ini menjadi faktor utama dalam mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Komponen-komponen ini akan mengembangkan kemampuan komunikasi peserta didik baik secara lisan atau tulisan.

Listening skill, salah satu kemampuan menerima, adalah sebuah tehnik komunikasi dimana pendengar bisa mengerti, menginterpretasikan dan mengevaluasi apa yang mereka dengar. Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif dapat meningkatkan hubungan pribadi melalui mengurangi konflik, memperkuat kerjasama ,mengembangkan pemahaman.

 

Listening adalah salah satu komponen bahasa yang masih menjadi kendala bagi peserta didik untuk dipelajari. Kita bisa mengetahui dari pencapaian peserta didik. Nilai yang mereka dapatkan masih rendah jika dibandingkan dengan komponen-komponen bahasa lain seperti reading dan writing.

Komunikasi akan berjalan lebih baik jika pendengar bisa merespon apa yang pembicara bicarakan. Namun, kebanyakan peserta didik masih memiliki kesulitan dalam mendengar karena adanya perbedaan dialek. Perbedaan tersebut tidak hanya dari segi pengucapan tetapi juga dari kebudayan. Secara gramatikal juga bisa mengakibatkan misunderstanding antara pembicara dan pendengar.

Rendahnya kemampuan menyimak peserta didik dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: minimnya pengetahuan bahasa Inggris peserta didik, masih minimnya pembendaharaan kosakata peserta didik, kurangnya latihan komunikasi berbahasa Inggris peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, rendahnya aktifitas memahami bahasa inggris peserta didik, rendahnya kualitas tugas-tugas peserta didik, dan kurang tepatnya tehnik yang digunakan guru.

Di antara sekian faktor penyebab rendahnya keterampilan peserta didik memahami dalam bahasa Inggris  teknik pembelajaran yang kurang tepat merupakan faktor yang paling dominan. Guru secara terus menerus memperkenalkan pola-pola dan ungkapan bahasa Inggris tanpa melalui konteks atau situsi yang tepat, dan tidak diikuti oleh latihan dan penerapan atau praktek mendengarkan. Kegiatan interaksi antar peserta didik sangat kurang. Oleh karena itu peningkatan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris tidak optimal.

 

Didalam mengatasi masalah tersebut, para guru harus tetap berusaha mencari cara agar bagaimana masalah itu bisa teratasi. Guru harus mampu menggunakan beberapa metode pembelajaran khususnya dalam mengajarkan listening. Dan salah satu tehnik yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kemampuan mendengar peserta didik adalah melalui Shadowing.

Metode Shadowing adalah metode yang sangat menarik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu metode ini bertujuan agar pelajar atau peserta didik mampu memahami target bahasa, berbicara dengan pengucapan yang dapat diterima dan benar secara gramatikal, dan mampu memahami materi yang dipresentasikan.

Suleiman (1985:11) mengatakan bahwa audio-lingual adalah media yang dapat dilihat dan didengar dalam melaksanakan komunikasi. Salah satu Audio-lingual method adalah video. Video bisa diputar sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Itu bisa digunakan untuk menonton film. Berdasarkan film tersebut dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.

Berdasarkan  latarbelakang diatas dan mengetahui kelemahan peserta didik dalam mempelajari listening dan kurangnya kemampuan peserta didik terhadap pemahaman listening,  maka penulis fokus untuk mengajar listening melalui Metode Shadowing bagi peserta didik MTs Manahijul ‘Ulum Plaosan Kabupaten Pati dengan menggunakan DVD (Digital Video Disc).

Sumber referensi : Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 7 Edisi Juli 2017

Penulis adalah guru MTs Manahijul ‘Ulum Plaosan Kabupaten Pati