WONOSOBO-Festival Sindoro Sumbing (FSS) yang dihelat Pemerintah Daerah (Pemda) Wonosobo melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) dipungkasi dengan beberapa event spektakuler yang mampu menyedot ribuan penonton dan wisatawan.
Selama dua hari tanpa henti, mulai Sabtu (27/7) hingga Minggu (28/7), beberapa event besar FSS dihelat di Alun-Alun Wonosobo. Pagi hari dilakukan “Ruwat Rambut Gembel”, bagi 12 anak berambut gembel yang berasal dari berbagai desa di Wonosobo.
Usai “Ruwat Rambut Gembel” yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, acara dilanjutkan dengan pentas kolosal 5000 “Tari Topeng Lengger”. Tari tersebut melibatkan siswa SMP, SMA/MA/SMK, guru tari dan penari dari seluruh desa yang ada di daerah ini.
Kepala Dispartabud Wonosobo, Drs One Andang Wardoyo MSi, Senin (29/7), mengatakan selesai pentas kolosal “Tari Topeng Lengger”, malam harinya digeber “Pentas Musik Bundengan”. Perhelatan akbar tersebut disokong platform Indosiana Kemendikbud.
“Musik Bundengan ini merupakan kesenian asli Wonosobo dan sudah dipentaskan di berbagai daerah. Musik yang memakai alat senar untuk dipetik dan menimbulkan bunyi serta kowangan sebagai pelindung ini, berasal dari Desa Maduretno Kalikajar,” sebutnya.
Kali pertama, imbuhnya, musik ini dimainkan oleh Barnawi, yang sehari-hari berprofesi sebagai penggembala bebek. Sembari menunggu bebeknya mencari makan sisa padi usai dipanen, beliau memainkan musik Bundengan sembari berlindung di bawah kowangan.
Sedot Penonton
Setelah suskses menggelar tiga event selama sehari penuh, esok harinya digelar “Carica Costume Carnival (CCC)” yang melibatkan 50 peserta. Model dalam CCC mengenakan uniform serba bernuansa carica, baik buah, daun, pohon maupun produk minuman carica.
Perhelatan CCC pun mampu membetot perhatian penonton. Warga Wonosobo dan wisatawan yang sedang berlibur di kota dingin ini tampak berjubel di tempat acara demi menyaksikan model yang tengah berlenggak-lenggok di sepanjang perjalanan.
Banyak penonton yang mengabadikan moment unik dan langka ini. Beberapa pengunjung selama acara terlihat merangsek ke peserta CCC untuk meminta foto selfi. Jalan seputar alun-alun pun macet dibanjiri ribuan warga yang ingin menyaksikan event unik ini.
Belum hilang kekaguman akan gelaran CCC, pengunjung masih disuguhi acara “Carica Day”. Dalam acara tersebut beberapa jajaran pejabat Forkompinda dan warga berbaur jadi satu untuk menikmati atau minum carica secara bersama-sama.
“Gelaran spektakuler ini segaja dihelat sebagai ikhtiar nguri-uri budaya serta seni tradisi sekaligus promosi wisata. Sebagai daerah tujuan pariwisata, terutama wisata alam dan budaya, upaya menggenjot destinasi wisata harus terus-menerus dilakukan,” kata One Andang.
Selain nguri-uri seni-budaya dan promosi wisata, tambahnya, rangkaian acara FSS juga dalam rangka untuk memeriahkan perayaan Hari Jadi ke-24 Wonosobo yang puncaknya jatuh pada 24 Juli 2019 lalu di Alun-Alun Wonosobo.
“Kegiatan Hari Jadi ke-194 Wonosobo dan FSS sengaja dikolaborasi jadi satu. Sehingga suasana perayaan HUT kota pegunungan ini tampak lebih semarak dan mampu menyedot perhatian banyak wisatawan baik domistik maupun mancanegara,” pungkasnya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka