SEMARANG (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi dan Informatika (FTIK) Universitas Semarang (USM), Dewi Puspita Sari menjalani Program Pertukaran Mahasiswa (PPM) Angkatan Ke-2 di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Dewi mengatakan, durasi dari pertukaran mahasiswa berlangsung sama seperti masa perkuliahan pada umumnya, yaitu satu semester enam bulan dengan perkuliahan aktif selama empat bulan dari Agustus hingga Desember.
”Pengalaman saya bisa lolos mengikuti pertukaran mahasiswa, yang perlu disiapkan adalah niat. Caranya, tanamkan hal positif pada niat kita. Kedua, gali informasi sedalam mungkin melalui web dan media sosial resmi Kemdikbud khususnya program MBKM,” ungkapnya.
Dia mengatakan, pertukaran mahasiswa bisa diikuti dari semester 3 jadi diusahakan semester 1 dan 2 IPK harus sesuai dengan kriteria yang diminta. Hal itu memperbesar peluang lolos. Selain itu, cari perguruan tinggi yang mau dipilih dan mata kuliah yang ditawarkan serta konsultasi dengan kaprodi terkait dengan konversi SKS.
”Kemudian penuhi semua seleksi yang diminta mulai dari administrasi sampai tes wawasan kebangsaannya. Yang terakhir yang tidak kalah penting adalah minta izin orang tua,” ujarnya.
Selama satu semester, katanya, dia tidak hanya kuliah duduk di kursi dan mendengarkan dosen mengajar, tetapi juga belajar culture sistem pendidikan di sana, budaya daerah setempat. Ada juga Modul Nusantara yang isinya belajar kenusantaraan, seperti adat dan budaya di Indonesia, pergi ke tempat-tempat bersejarah dan destinasi lokal. ”Selain itu ada juga workshop untuk nambah insight kita, pengabdian sosial, festival budaya, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Dia berpesan, kepada mahasiswa khususnya USM yang ingin mengikuti program pertukaran pelajar harus rajin mencari perguruan tinggi tujuan dan melihat karakteristik daerah yang akan ditinggali seperti makanan, transportasi, biaya hidup dan lain-lain.
Muhaimin