Sejumlah massa unjuk rasa dari buruh/pekerja yang tergabung di KSPN Jawa Tengah dan Driver Ojol menyampaikan tuntutan mereka masing-masing di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (15/9/2022). Foto : Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) Ribuan ojek online dan buruh/pekerja unjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah Jalan Pahlawan Kota Semarang menyuarakan dampak atas kenaikan harga BBM bersubsidi Kamis (15/9/2022).

Titik kumpul Ojol di Bekas Wonderia Jalan Sriwijaya lalu long march berjalan menuju ke Jalan Pahlawan, sedang Buruh/Pekerja yang tergabung di Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Jawa Tengah long march dari Masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang.

Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, komunitas Ojol dari berbagai perusahaan menuntut kenaikan tarif sesuai aturan pemerintah (KP 667) karena efek kenaikan bahan bakar serta meminta penghapusan biaya aplikasi atau biaya pesanan dan menuntut untuk segera merealisasikan payung hukum perlindungan bagi driver/pengemudi roda 2 maupun roda 4.

“Dengan adanya tambahan biaya aplikasi dan biaya pesanan, menurunkan pendapatan kami mas. Selain itu, kami mendesak agar secepatnya payung hukum atas perlindungan driver segera disahkan,” kata Ujo, salah satu pengemudi Ojek Online berjaket hijau Kamis (15/9/2022).

Dari pihak KSPN Jawa Tengah, menuntut pembatalan kenaikan harga BBM dan turunkan harga pokok, selain juga tuntutan mencabut Peraturan Pemerintah (PP) No 76 tentang pengupahan yang merugikan buruh.

“Kenaikan harga BBM bersubsidi menyebabkan buruh/pekerja makin sulit hidupnya. Kita menuntut kenaikan upah untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup buruh,” ujar salah satu peserta unjuk rasa yang mengaku bernama Asto.

Pada kesempatan itu, perwakilan pengunjuk rasa dari KSPN diterima oleh DPRD Provinsi Jawa Tengah, sedang dari Ojol diterima Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Tengah dan Plt Asisten 1 Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Absa