KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) : Bagi pengendara kendaraan bermotor yang melintas di wilayah Magelang menuju Jogyakarta atau sebaliknya, pada beberapa hari terakhir akan disuguhi pemandangan yang sungguh indah.
Di tengah ruas jalan yang berjarak sekitar 3 kilometer tersebut dan median jalan ditanami pohon Tabebuya(Handroanthus chrysotrichus) kini sedang bermekaran dengan dua macam warna. Yakni, warna putih dan pink ( merah muda).
Meskipun bunga tersebut asalnya dari belahan dunia Amerika Selatan, tepatnya Brazil, namun saat pohon tersebut sedang berbunga dan bermekaran serasa sedang di Jepang. Karena, keindahan bunga Tabebuya tersebut hampir mirip dengan bunga Sakura yang sedang mekar di musim semi.
Indahnya bunga Tabebuya yang sedang mekar tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi yang sedang melintas Jalan Raya Magelang –Jogjakarta tersebut untuk diabadikan melalui kamera telepon pintarnya. Kemudian, mereka mengunggahnya di media sosial.
“Saya sangat tertarik dengan keindahan bunga Tabebuya yang sedang mekar, maka saya berhenti sejenak untuk memfotonya dan nanti akan diunggah di media sosial,” kata Santi, salah satu warga yang sedang melintas di jalan tersebut.
Ia sangat kagum dengan keindahan bunga yang asalnya dari Brazil, Amerika Selatan ini dan hampir mirip dengan bunga Sakura asal Jepang.
Terpisah, Kepala Bidang Pengkajian Dampak dan Penataan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Joni Budi Hermanto mengatakan, pohon-pohon Tabebuya di sepanjang Jalan Mayjen Bambang Soegeng tersebut ditanam sejak tahun 2014 silam.
Dua tahun kemudian tepatnya di tahun 2016, pihaknya juga menanam di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Sawitan, Kota Mungkid . Selain di Mertoyudan dan kawasan Sawitan, tabepuya juga ditanam di Muntilan, Salaman dan lainnya.
“Hingga saat ini jumlah pohon Tabebuya yang ditanam di wilayahKabupaten Magelang sekita7.000 pohon,” imbuhnya.
Adapun tujuan utama penamanan pohon Tabebuya di dua ruas jalan tersebut yakni sebagai pohon perindang jalan dan juga untuk menambah keindahan.
Pohon Tabebuya sendiri setiap tahunnya berbunga dua kali. Yakni, sekitar bulan Maret dan Oktober. Namun, bunga yang mekar tersebut tidak tahan lama, melainkan hanya bertahan beberapa hari kemudian akan berguguran. W. Cahyono