blank
Tiga mahasiswa asal Polandia yang melakukan penelitian di Indonesia tengah mendapatkan penjelasan dari Dekan Fakultas Kedokteran UNS Prof Reviono mengenai TB. Foto: Humas UNS

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan bimbingan penelitian tentang Tubercullosis (TB)  kepada mahasiswa asal Polandia.

Anna Fiedzkowicz dari Krakowska Akademia, Wanesa Goralczy dari Medical University of Lublin, Kaja Bors dari Medical University of Bialystok, demikian ketiganya, melakukan penelitian tentang masalah TB multi resisten (MDR) atau TB kebal obat ganda.

Dekan FK UNS Prof. Reviono dalam keterangfannya melalui humas Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jumat (2/9) mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi yang memiliki insidensi kasus TB di dunia.

PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS selama ini banyak terlibat dalam membantu pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat dalam upaya penanggulangan penyakit tuberkulosis.

Peran yang diemban antara lain di bidang penelitian, pengabdian masyarakat, maupun pelayanan kesehatan. WHO sudah mencanangkan program eliminasi TB di dunia pada tahun 2050.

Faktor penyulit tercapainya program ini salah satunya fenomena TB MDR. Kasus penyakit disebut terakhir ini tidak lagi mempan jika diberikan obat anti-TB yang selama ini digunakan.

Sehingga menyebabkan kasus TB MDR harus ada paduan obat TB yang masih efektif agar dapat membunuh Mycobacterium tuberculosis.

Saat ini pemerintah  sudah menyediakan obat anti TB baru yang mampu mengatasi TB MDR. Obat dimaksud cukup banyak jumlahnya dan waktu  penyembuhannya  lebih lama hingga dua 2 tahun.

Konsekuensi mengonsumsi jumlah obat yang banyak, serta waktu pemberian yang cukup lama, akan menyebabkan efek samping bervariasi mulai dari efek samping ringan sampai berat.

Efek samping ini yang menyebabkan pasien sering menghentikan pengobatannya sendiri atau drop out. Sehingga pasien tidak sembuh dan tetap sakit serta  tetap menularkan kuman TB ke lingkungan sekitarnya.

Bila tetap tidak diobati akan berakibat kematian. “Problem penanggulangan TB MDR khususnya tentang efek samping ini diteliti ketiga mahasiswa asing dari Polandia”, terang Dekan Fak. Kedokteran UNS.