JEPARA (SUARABARU.ID)- Pondok Pesantren (ponpes) Roudlatul Mubtadiin, Balekambang, Nalumsari, Kabupaten Jepara menjadi tempat penyelenggaraan Pendidikan Dasar- Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU).
Ratusan kader Nahdlatul Ulama (NU) dari sejumlah kota di Jawa Tengah, dari jajaran PCNU Jepara, Kendal, Kudus dan Demak, mengikuti pelatihan PD-PKPNU. Bahkan Ketua Tanfidziyah PCNU Demak KH Aminuddin menjadi salah satu peserta.
Kegiatan yang bertempat di Politeknik Balekambang, kompleks Ponpes Roudlatul Mubtadiin Nalumsari Jepara rencananya akan digelar Jumat – Minggu (2-4/9). Kegiatan ini digelar agar kader NU memiliki cara pandang yang sama baik terkait fikroh (pemikiran), amaliah (perbuatan) hingga harakah (gerakan).
Mustasyar PCNU Jepara KH Ma’mun Abdullah Hadziq mengatakan NU lahir dari pondok pesantren. Sehingga tepat jika kegiatan PD-PKPNU digelar di pesantren. Menurutnya ponpes dengan berbagai dinamikanya bisa menggembleng aktivis NU agar tidak lupa dengan akarnya.
“Agar warga NU bisa merakyat dan mau ngopeni masyarakat kecil. Itu modal penting jika kelak ada warga NU yang menempati posisi strategis dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak agar tak lupa dengan masyarakat,” kata Mbah Ma’mun yang masih keturunan KH Sholeh Darat, guru muassis NU KH Hasyim Asy’ari ini.
Sementara itu, instruktur dari PBNU KH Kholison Syafi’i mengatakan tidak banyak organisasi yang mampu bertahan hingga 100 tahun. Dan NU merupakan salah satu ormas yang mampu melewati era 1 abad itu. Berdasar hasil survei sejumlah lembaga survei terkemuka warga NU ditaksir sekitar 50 persen dari jumlah umat Islam di Indonesia.
“Survei dari LSI warga NU di atas 40 persen dari jumlah umat Islam di Indonesia. Bahkan Saiful Mujani bilang angkanya lebih dari 50 persen,” ujar pengurus PWNU Jateng ini.
Persoalannya, kata dia ternyata angka yang besar ini belum menjadi kekuatan, baik di bidang ekonomi, politik dan lainnya. Angka yang besar itu tidak berbanding lurus dengan manfaat yang diperoleh. NU juga belum mampu mewarnai Indonesia.
“Salah satu pangkal persoalannya menurut survei, indeks ideologi warga NU di bawah 5 persen. Pentingnya PD-PKPNU untuk menyelesaikan persoalan itu,” paparnya.
Kiai Kholison Syafi’i berharap PD-PKPNU ini mampu mengarahkan warga NU agar bisa berkhidmat dan memiliki cara pandang yang sama. Ujung dari proses itu, gerakan yang dilakukan juga akan sama.
“Jadi nanti fikroh, amaliah hingga harokah NU sama. Pandangan kebangsaan dan berpolitik juga ala NU,” tandasnya.
ua