JEPARA (SUARABARU.ID) – Untuk terus menggaungkan semangat bersama pelestarian seni ukir Jepara, direncanakan akan dilakukan Deklarasi Hari Ukir Nasional di alun-alun Jepara pada Sabtu (20/8-2022).
Deklarasi akan dilakukan oleh Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama Forkopimda, aktivis pelestari ukir, perajin, mahasiswa, pelajar dan asosiasi yang bergerak dalam bidang mebel ukir Jepara. Juga akademisi, pengusaha, MGMP Seni Ukir, seniman dan budayawan Jepara.
Ketua Umum Panitia Peringatan HUT KE-77 Proklamasi Kemerdekaan RI Tingkat Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko menjelaskan, deklarasi Hari Ukir Nasional yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatakan HUT Proklamasi ini diharapakan akan menjadi momentum bagi masyarakat Jepara untuk terus merawat kelestarian seni ukir Jepara. “ Ini adalah bentuk cinta kita kepada tanah air melalui pelestarian kearifan lokal Jepara,” ujar Edy Sujatmiko
Disamping itu Edy Sujatmiko juga menjelsskan, bersamaan dengan Deklarasi Hari Ukir Nasional tersebut akan diselenggarakan lomba ukir tingkat kabupaten Jepara untuk kategori pelajar, perempuan dan laki-laki. Lomba ini memperebutkan tropy Pj Bupati Jepara dan Ketua Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Jepara serta uang pembinaan jutaan rupiah.
Mengapa di Jepara ?
Sementara Koordinator Festival Kemerdekaan Jepara Bangkit 2022 Hadi Priyanto menjelsskan, penetapan Hari Ukir Nasional ini diambil dari momentum saat RA Kartini, RA Rukmini dan RA Kardinah mengirimkan karyanya pada pameran Nationale Tentoonsteling voor Vrounnarbied atau Pameran Karya Perempuan di Den Haag Belanda pada bulan Juli – September 1898. Keberhasilan RA Kartini dalam pameran ini ditulis di surat kabar De Roterdamse Courant tanggal 30 Agustus 1898.
“Pameran ini menjadi pintu pembuka bagi perdagangan internasiona dan pengembangan seni ukir menjadi industri kerajinan,” ujar Hadi Priyanto yang juga Ketua Forum Pelestari Seni Ukir Batik dan Tenun Jepara. Sebab setelah sukses dalam pameran ini, RA Kartini kemudian dapat bekerjasama dengan lembaga Ooes en West untuk menjual mebel ukir Jepara. Bahkan karena banyak pesanan kemudian beliau mendirikan bengkel dibawah pimpinan perajin trampil bernama Singowiryo dari Belakang Gunung. RA Kartini juga aktif memasarkan produk ukir Jepara dalam tulisan-tulisannya.
Peran besar RA Kartini ini kemudian mendapatkan penghargaan dari pemerintah Hindia Belanda dengan mendirikan Openbare Ambachsshool atau sekolah pertukangan jurusan seni ukir pada tahun 1929. “Sekolah ini menjadi awal pendidikan bagi perajin-perajin Jepara,” terang Hadi Priyanto yang juga penulis buku Mozaik Seni Ukir Jepara hingga Jepara dikenal sebagai Kota Ukir dan Pusat Ukir Dunia.
Karena itu menurut Hadi Priyanto tepat jika Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta mendeklarasikan Hari Ukir Nasional ini Jepara. Sebab disamping dari kesejarahan peran RA Kartini, seni ukir Jepara adalah kekuatan absolud budaya Jepara. Bahkan juga menjadi kekuatan ekonomi Jepara.
“Harapan kami, deklarasi ini dapat menjadi pintu pembuka sinergitas dan kolaborasi para pemangku kepentingan untuk terus melestarikan seni ukir Jepara yang mulai ditinggalkan para pewarisnya,” tutur Hadi yang juga dikenal sebagai salah satu pegiat budaya Jepara. Juga untuk membuka komitmen untuk menjadikan seni ukir sebagai kekayaan non benda Unesco seperti batik, tambahnya.
Hadepe