Bupati Zaenal Arifin menyampaikan presentasi inovasi Paseso Merapi dengan didampingi Kepala BPBD Drs Edy Susanto (kiri). (Foto: SB/Tuhu)
BOROBUDUR – Inovasi dari Pemkab Magelang, Jawa Tengah, terhadap pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat, masuk nominasi Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019.
Inovasi bertajuk Misteri Calon Pengantin Paseduluran Deso ( Paseso ) Merapi dipresentasikan oleh Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP di hadapan Tim Panel Independen di Kantor Kemenpan RB, Jakarta, Rabu (10/7).
Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB, Dr Diah Natalisa, mengatakan, KIPP dalam rangka percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik guna mendukung kebijakan reformasi birokrasi.
Tim Panel Independen menyeleksi Top 99 menjadi Top 40 melalui cara wawancara dan presentasi para inovator.
Pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat Merapi, merupakan inovasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.
“Paseso atau sister village, menjadi icon dari Kabupaten Magelang terkait dengan penanganan pengungsi letusan Gunung Merapi,” tutur Bupati Zaenal Arifin.
Pendekatan yang dilakukan kelembagaan melalui persaudaraan, dengan membentuk desa bersaudara untuk pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.
Konsep inovasi adalah memperbesar skala pengungsian dari rumah ke rumah menjadi desa ke desa.
Dalam praktiknya ada desa penyangga, yaitu desa yang akan dijadikan sebagai desa penampung dari desa yang tertimpa bencana, dengan cara seperti melamar pengantin.
Sister Village bisa menjawab manajemen buruk dari pengelolaan bencana selama ini. Karena mampu menciptakan “perasaan nyaman di zona aman”.
Sebelumnya pengungsian korban bencana Merapi semrawut dan terjadi ketidakpastian tempat mengungsi. Dengan adanya Paseso, yang dikuatkan dengan nota kesepakatan bersama kedua belah pihak, layaknya pengantin dengan buku nikah. (Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro)