SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dokter Anggoro Taufik Adisusilo menyebut, jelang tahun 2010 terjadi perubahan jenis penyakit di masyarakat yang menyebabkan tingginya kematian.
Meski saat itu banyak masyarakat yang mengkhawatirkan maraknya penyakit menular seperti demam berdarah dan TBC, namun yang terjadi justru penyakit yang tidak menular seperti penyakit jantung menjadi penyebab kematian.
Pasalnya, jaman sekarang banyak orang ataupun masyarakat yang kurang gerak, malas gerak (mager) hingga menyebabkan obesitas.
“Obesitas merupakan penyakit tidak menular, tapi justru menyebabkan kematian,” kata dr. Anggoro dari Dinas Kesehatan Demak Bagian Penyuluhan Masyarakat, saat mengisi kegiatan pertemuan rutin IKWI Jateng, di Gedung Pers, Kota Semarang, Sabtu (18/6/2022).
Menurutnya, obesitas terjadi karena banyak masyarakat kurang bergerak. Dia mencontohkan, pada jaman dahulu, orang mau menyalakan televisi harus bergerak dengan memencet tombol televisi, sehingga mau tidak mau orang harus berjalan menuju televisi.
“Namun jaman sekarang saking sudah majunya teknologi mau menyalakan televisi tinggal pencet remote, jadi males bergerak. Ini yang menyebabkan menumpuknya lemak hingga berakibat terjadinya obesitas. Itu hanya contoh kecil saja,” ujarnya.
Untuk itu pemerintah sejak tahun 2010 menginstruksikan adanya Germas (Gerakan Masyarakat) dengan A B C.
A, adalah aktifitas fisik. Aktifitas fisik ini bisa dilakukan setiap hari, seperti jalan kaki 30 menit sehari, senam, ataupun bersih-bersih rumah.
“Aktifitas bisa dilakukan dengan kegiatan tidak harus berat, tidak perlu harus keluar keringat banyak, namun disesuaikan dengan kemampuan kita, dan rutin dilakukan setiap hari,” ungkapnya.
Selanjutnya B, buah dan sayur. Buah dan sayur harus dikonsumsi setiap hari. “Dengan bertambahnya usia, kita harus mulai mengurangi konsumsi karbohidrat. Misalnya kita berada di tempat kondangan, saat kita akan menikmati makan besar yang diambil dulu sayurnya. Bukan nasinya,” ucap dr. Anggoro.
Sedangkan untuk sayur yang baik dikonsumsi setiap hari seperti kangkung, bayam, kacang-kacangan, dan lainnya. “Untuk buah-buahan bisa mengkonsumsi buah pepaya, pisang, jambu, dan jeruk, ditambah minum air putih 2 liter per hari,” tambahnya.
Kemudian C, cek kesehatan secara berkala, minimal 6 bulan sekali (lebih bagus jika dilakukan 3 bulan sekali). Ini untuk mengetahui tekanan darah, kolesterol, asam urat, trigliserida (lemak darah), gula darah, dan berat badan.
Olahraga apa yang bagus untuk lansia?
Menurut dr. Anggoro, olahraga yang paling bagus dilakukan para lansia adalah jalan kaki di dalam air.
Saat kita berjalan kaki di dalam air, kondisi ini berbeda dengan berjalan di darat. Ada perlawanan antara otot dengan tekanan air. Hal ini membuat otot bekerja lebih keras untuk bergerak, tetapi kondisi ini tidak memberikan beban besar pada persendian dan tulang.
Daya apung dari air mengurangi tekanan pada sendi dan tulang. Gerakan berjalan di air ini melatih sendi dan otot kembali aktif seperti semula tanpa memberikan risiko cedera yang besar.
Selain Germas ABC, dr. Anggoro menambahkan D, dekat dengan Allah, kita lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan E, enyahlah pikiran negatif yang bisa menurunkan kesehatan diri sendiri.
Dia berpesan kepada ibu-ibu dari Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Jateng agar selalu menjaga prokes, tetap semangat dalam kondisi apapun, untuk menciptakan kebahagiaan diri sendiri dengan cara kita sendiri.
Terkait pola makan, dr. Anggoro mengingatkan agar tidak makan berlebihan, sesuai kebutuhan dan kondisi kita.
Ning Suparningsih